Keistimewaan khalifah umar bin khattab dari sahabat yang lainnya adalah?

Posted on

Keistimewaan khalifah umar bin khattab dari sahabat yang lainnya adalah?

Jawaban:

1. Berbicara dengan ahli kubur.

2. Dijuluki sebagai legenda.

3. Berbicara dengan Sariyah yang saat itu memimpin perang melawan Persia di Nihawan.

4. Menghentikan guncangan bumi ketika terjadi gempa.

5. Mengalirkan Sungai Nil saat dilanda kekeringan.

semoga membntu

Jawaban:

UMAR bin Khattab Radhiyallahu'anhu adalah sosok sahabat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam yang patut diteladani. Rasulullah menjuluki Umar sebagai Al Faruq yakni orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan. Bahkan setan pun lari jika bertemu Umar bin Khattab.

Gambaran fisik Umar adalah laki-laki berkulit coklat. Kedua tangannya aktif sehingga dapat melakukan pekerjaan secara bersamaan.

Ia memiliki tubuh yang kuat dan tinggi besar. Tinggi badannya jauh di atas rata-rata. Jika berada di kerumunan, Umar tampak seolah sedang menunggangi sesuatu.

Ketika Umar diangkat menjadi khalifah menggantikan Abu Bakar Ash-Shiddiq, kekuasaan Islam tumbuh pesat. Selama 10 tahun memimpin (13H/634M–23H/644M), Umar berhasil membebaskan negeri jajahan Romawi dan Persia serta merebut Baitul Maqdis (Palestina) dari kekuasaan Romawi.

Di balik keberhasilannya menjabat sebagai khalifah sekaligus amirul mukminin, Umar memiliki karomah yang luar biasa. Ada 10 karomah (kelebihan dan kemuliaan) yang Allah Subhanahu wa ta'ala berikan kepada Umar bin Khattab.

Berikut karomah tersebut, sebagaimana dikutip dari Sindonews, Jumat (26/6/2020):

1. Berbicara dengan ahli kubur.

Ibnu Abi Dunya meriwayatkan (bab tentang kubur) bahwa ketika Umar bin Khattab Radhiyallahu anhu melewati pemakaman Baqi' di Madinah. Ia mengucapkan salam, "Semoga keselamatan dilimpahkan padamu, wahai para penghuni kubur. Aku kabarkan bahwa istri kalian sudah menikah lagi, rumah kalian sudah ditempati, kekayaan kalian sudah dibagi."

Kemudian ada suara tanpa rupa menyahut, "Hai Umar bin Khattab, aku kabarkan juga bahwa kami telah mendapatkan balasan atas kewajiban yang telah kami lakukan, keuntungan atas harta yang yang telah kami dermakan, dan penyesalan atas kebaikan yang kami tinggalkan."

Yahya bin Ayyub al Khaza'i menceritakan bahwa Umar bin Khattab mendatangi makam seorang pemuda lalu memanggilnya, "Hai Fulan! Dan orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya, akan mendapat dua surga (QS Al Ralunan (55): 46).

Dari dalam kubur pemuda itu, terdengar suara: "Hai Umar, Tuhanku telah memberikan dua surga itu kepadaku dua kali di dalam surga." (Riwayat Ibnu 'Asakir)

2. Dijuluki sebagai legenda.

Al Taj al Subki mengemukakan salah satu karamah Umar bin Khattab, sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam yang berbunyi, "Di antara umat-umat sebelum kalian, ada orang-orang yang menjadi legenda. Jika orang seperti itu ada di antara umatku, dialah Umar."

3. Berbicara dengan Sariyah yang saat itu memimpin perang melawan Persia di Nihawan.

Diceritakan bahwa Umar bin Khattab mengangkat Sariyah bin Zanim al Khalji sebagai panglima perang kaum Muslimin ketika menyerang Persia. Di Gerbang Nihawan, Sariyah dan pasukannya terdesak karena jumlah pasukan musuh yang sangat banyak, sehingga pasukan Muslim hampir kalah.

Sementara di Madinah, Umar naik ke atas mimbar dan berkhotbah. Di tengah khotbahnya, Umar berseru dengan suara lantang, "Hai Sariyah, berlindunglah ke gunung. Barang siapa menyuruh serigala untuk menggembalakan kambing, maka ia telah berlaku zalim!"

Allah Subhanahu wa ta'ala membuat Sariyah dan seluruh pasukannya yang ada di Gerbang Nihawan dapat mendengar suara Umar di Madinah. Maka pasukan Muslimin berlindung ke gunung, dan berkata, "Itu suara Khalifah Umar." Akhirnya mereka selamat dan mendapatkan kemenangan.

Al Taj al Subki menjelaskan bahwa ayahnya (Taqiyuddin al Subki) menambahkan cerita di atas. Pada saat itu Ali menghadiri khotbah Umar lalu ia ditanya, "Apa maksud perkataan Khalifah Umar barusan dan di mana Sariyah sekarang?"

Ali menjawab, "Doakan saja Sariyah. Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya."

Setelah kejadian yang dialami Sariyah dan pasukannya diketahui kaum Muslimin di Madinah, maksud perkataan Umar di tengah-tengah khotbahnya tersebut menjadi jelas.

Menurut Al Taj al Subki, Umar tidak bermaksud menunjukkan karomahnya. Tetapi Allah-lah yang menampakkan karomah tersebut, sehingga pasukan Muslimin di Nihawan dapat melihatnya dengan mata telanjang, seolah-olah Umar menampakkan diri secara nyata di hadapan mereka dan meninggalkan majelisnya di Madinah, sementara seluruh panca-indranya merasakan bahaya yang menimpa pasukan muslimin di Nihawan. Sariyah berbicara dengan Umar seakan-akan sedang bersamanya.