Kekurangan buku bung hatta dimata tiga putrinya

12345
(0 votes)
Read 4081 times | Diposting pada Kamis, 09 Juni 2016 20:01
SANG BAPAK BUKU
Resensi Buku 'Bung Hatta, di Mata Tiga Putrinya'

Oleh:
Setyaningsih
Resensi Buku
2 min read

Di dalam buku, peran Mohammad Hatta sebagai seorang bapak dihidupkan kembali dengan memori. Menulis kembali sosok bapak adalah bentuk penghormatan seorang anak. Rumah membentuk biografi keluarga, menjadi saksi bisu pengasihan, pengasahan, dan pengasuhan anak-anak. Tempat penuh makna demi menadah bekal menuju masa depan yang kini berhasil terjalani. Meski rumah berubah jadi bangunan asing, mata tubuh dan mata pikiran tiga putri Hatta belajar mengingat bapak mereka dan membangun kembali rumah lama mereka di dalam buku ini.
Tiga perempuan penyandang nama Hatta bersatu dalam buku Bung Hatta, di Mata Tiga Putrinya. Mereka tidak hanya mengingat Hatta sebagai bapak kandung, bapak Proklamator, ataupun bapak Wakil Presiden. Hatta adalah bapak buku yang mencipta anak-anak buku. Hatta jadi tubuh kata yang mewariskan aksara sebagai pengajaran intelektual dan pekerti. Sekalipun bapak banyak pekerjaan, buku-buku selalu ada sebagai pelabuhan waktu.