Kenapa cacing pita pada daging babi tidak bisa mati, walau sudah di rebus berjam” lamanya?

Posted on

Kenapa cacing pita pada daging babi tidak bisa mati, walau sudah di rebus berjam” lamanya?

Jawaban Terkonfirmasi

Kelas: X
Mata pelajaran: Biologi
Materi: Animalia
Kata Kunci: cacing pita, sistiserkosis

Saya akan mencoba menjawab pertanyaan ini dengan dua jawaban:

Jawaban pendek:

Cacing pita pada daging babi tidak bisa mati, walau sudah direbus berjam-jam, karena telur cacing pita tetap bisa bertahan meskipun daging dipanaskan dan kemudian dapat menginveksi manusia yang menyebabkan penyakit sistiserkosis.

Jawaban pendek:

Manusia bisa terinfeksi telur Taenia solium (cacing pita babi), sedangkan telur Taenia saginata (cacing pita sapi) tidak bisa menginfeksi. Ini karena telur Taenia solium dapat bertahan meski daging babi tempatnya berada sudah dipanaskaan.

Telur Taenia solium ini kemudian akan menetas dan menjadi larva saat berada di dalam tubuh manusia, kemudian bergerak ke perut dan menempel di bagian usus manusia, yang kemudian menyebabkan terjadinya penyakit Sistiserkosis.

Manusia bisa terinveksi telur Taenia solium selain dari memakan daging babi mentah atau yang dimasak kurang matang, juga bisa dari makan menggunakan tangan yang kotor.

Penyakit sisteserkosis dapat menyerang dan menyebabkan kerusakan pada otak. Pada tahap ini penyakit sisteserkosis menyebabkan kejang-kejang, benjolan pada kulit dan rasa sakit pada bagian yang terdapat cacing pita.

Sistiserkosis ditemukan di seluruh dunia. Infeksi paling sering terjadi di daerah pedesaan di negara-negara berkembang dimana babi bebas untuk berkeliaran dan memakan kotoran manusia, dan di wilayah dengan praktik kebersihan yang buruk.