Keterkaitan surat an nisa ayat 135 dengan putusan hakim

Posted on

Keterkaitan surat an nisa ayat 135 dengan putusan hakim

Jawaban:

Abstract: Application of the rule of law at the beginning of Islam, in

principle, in the hands of the Prophet, given the Qur'an as a guide and guide

of human life. Being al-Hadith (Prophet's deeds) as explanatory of the

Qur'an. Indeed the Prophet established the law is the law of God, because

God ordered him to follow what they're told and leave what the Prophet

prohibited. Principles of justice in Islam contains valuable concept. He is

not synonymous with man-made justice. Humanism human fairness doctrine

has alienated transcendental values and have glorified human beings as

individuals, so that man becomes a central point. Speaking about the rule of

law in Islam, the author tries to link it with the application of punishment in

Islam, which is the concept discussed in the chapter jinayah fiqh.

Kata Kunci : Hukum, Syari’at dan Penegakan

A. Hukum dan Keadilan dalam Islam

Seorang hakim dalam Islam memiliki kewenangan yang luas dalam melaksanakan

keputusan hukum dan bebas dari pengaruh siapapun. Hakim wajib menerapkan prinsip

keadilan dan persamaan terhadap siapapun. Al-Qur’an dalam surat an-Nisa ayat 58 telah

menetapkan garis hukum:

َع ْ ـــد ِل ….

ْ

ال

ِ

ْن تَ ْح ُكُم ْ ـــوا ب

ـــاس اِ

ِ

ْـم بَ ْي َن النَّ

َذ َ ا ح َكْمتُ

َواِ

“….bila kamu menetapkan hukum antara manusia, maka hendaklah kamu tetapkan dengan

cara adil”

Putusan seorang hakim harus mencerminkan rasa keadilan hukum dengan tidak

memandang kepada siapa hukum itu diputuskan. Sikap ini didasarkan pada firman Allah

dalam surat al-Maidah ayat 8:

ْوا

ِذْي َن َ آمنُ

َّ

َّو ِ امْي َن َيُّهَا ال

ْوا قَ

ْوا ُك يَأ ْونُ

ُ

ْوٍم َ علَى اَالَّ تَ ْ ــعِدل

ُن قَ

َ

ــكْم َ شـنَأ

قِ ْس ِط َ والَ يَ ْ ـج ِر َمنَّ ُ

ْ

ال

ِ

ُ شـهَ َد َ اء ب

هللِ

َو اِ ى ْع

ــقْ

َ ــر ُب لِلتَّ

َو اَقْ

ْوا هُ

ُ

ِدل

“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang yang lurus karena Allah,

menjadi saksi yang adil dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum menyebabkan

kamu berlaku tidak adil. Bersikaplah adil, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa”

Dari ayat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap adil itu tidak akan memihak

kepada siapapun kecuali kepada kebenaran. Di sisi lain Allah menegaskan dalam surat an-

Nisa ayat 135:

ْو ُ ا كْو

َمـنُ

َ

ِذْي َن أ

َّ

يَأ ْي َن َيُّـهَا ال

ِ

َ ــرب

قْ

ِن َ واألَ

َوالِ َدْي

ْ

ال

ِ

ِس ِهْم اَو

ــفُ

ْو َ علَىاَنْ

قِ ْس ِط ِِ ُ شـهَ َد َ اء هللِ َ ولَ

ْ

ال

ِ

َّو ِ امْي َن ب

ْوا قَ

نُ

ْن

ْو َ ا واِ

ُ

هَ َ ــوى اَ ْن تَ ْع ِـدل

ْ

ُ ــعْوا ال

ِ

ب

ِ ِهَمـا فَالَ تَتَّ

ْولَى ب

ْو فَـقِ ْي ًّ ـرا فَاهللُ اَ

ــكْو َن َ غـنِي ًّـا اَ

ُ

ا ْو َ ْن يَ

ُو ْوا اَ

ْ

تَـل

ْيـ

ِ

ْو َن َ خب

ُ

ـمل

ِ َما تَ ْع َ

َ ك َ ان ب

َّن هللاَ

ِ

ِر ُضوا فَإ

ًّرا ْع

تُ

“Wahai orang-orang yang beriman jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan,

menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapakmu dan kaum

kerabatmu, jika ia kaya atau miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka

janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran, dan jika

kamu memutarbalikkan kata atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah maha

mengetahui segala sesuatu yang kamu kerjakan”

Penjelasan:

maaf kalo salah