Ketika didatangangi malaikat maut, nabi sulaiman A.S memerintahkan tentatanya untuk? ​

Posted on

Ketika didatangangi malaikat maut, nabi sulaiman A.S memerintahkan tentatanya untuk? ​

Nabi Sulaiman adalah Putra Nabi Daud As, yang juga merupakan keturunan Nabi Ibrahim As yang ke-13. Sepeninggal Nabi Daud Sebagai, Nabi Sulaiman Sebagai penggantinya baik sebagai raja yang mewarisi tahtanya dan juga sebagai Nabi yang melanjutkan estafet risalah kenabiannya untuk disampaikan kepada umatnya.

Suatu hari, Malaikat Izrail datang kerumah Nabi Sulaiman As. Saat itu Nabi Sulaiman sedang kedatangan tamu, seorang laki-laki. Mata malaikat Izrail menatap tajam laki-laki itu. Mata itu terus saja menatapnya tanpa berkedip. Laki-laki itu merasa ketakutan. Ia kemudian pamit. Kemudian Nabi Sulaiman mengantarkannya sampai di depan pintu. Sebelum meninggalkan tuan rumah, sang tamu bertanya kepada Nabi Sulaiman As,

“Siapakah gerangan orang yang baru datang tadi?”

Dia malaikat maut, jelas Nabi Sulaiman.

“Oh aku takut sekali jika dia akan mencabut nyawaku hari ini. Tolong selamatkan aku! ”

“Bagaimana aku bisa menyelamatkanmu?” tanya Nabi Sulaiman As

“Tolong perintahkan angin agar membawaku ke suatu tempat antah berantah di India, sehingga malaikat maut kehilangan jejak dan tidak bisa menemukanku.”

Nabi Sulaiman Sebagai memerintahkan angin, membawa seperti yang dikehendaki. Dan laki-laki tadi hilang lenyap.

Nabi Sulaiman As kemudian kembali masuk ke rumah. Lalu bertanya kepada Malaikat Izrail. “Mengapa engkau melototi terus tamu tadi?”

“Betapa mengagumkan orang itu. Aku disuruh Tuhan mencabut nyawanya di India sekarang juga. Padahal, jaraknya sangat jauh dari sini. Dan kini dia benar-benar berada disana. Maka aku segera berangkat. Mohon pamit! ”

Beberapa detik kemudian, Malaikat Izrail menemui laki-laki itu dan mencabut nyawanya sesuai dengan keputusan Tuhan.

Begitulah akhir kisah ini yang sarat akan hikmah, bahwa seorang makhluk tidak dapat meninggal yang telah Allah Swt tetapkan. Seperti yang sudah termaktub dalam Al-Qur'an Surat Al-A'raf ayat 34. Seorang manusia tidak memiliki kemampuan untuk mengubah atau mengganti ajal baik itu mempercepat maupun membantu ajal. Wallahu A'lam (Hrh)