Membuat cerpen (cerita pendek)dengan tema adiwiyata
Aku bersekolah di SMP Negeri 20 Malang. Sekolahku ini merupakan salah satu sekolah yang menerapkan budaya-budaya adiwiyata di lingkungan sekitarnya. Bahkan, budaya adiwiyata itu juga diterapkan ke dalam setiap pendidikan para siswanya. Adiwiyata merupakan sebuah program yang bertujuan untuk menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga dikemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggungjawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Budaya adiwiyata sudah menjadi keseharian dari para siswa sekolahku. Selain itu, sekolah adiwiyata merupakan identitas dan ciri khas dari sekolahku, yaitu SMPN 20 Malang.
Begitu bangganya aku dengan lingkungan di sekolahku itu. Namun, sayangnya terkadang kebanggan itu terganggu karena ulah tangan-tangan jahil yang tidak bertanggungjawab. Mereka berlaku seenaknya dengan membuat lingkungan kebanggaanku itu menjadi kotor. Akibatnya, lingkungan kebanggaanku itu menjadi kurang sedap dipandang. Herannya, terkadang perbuatan tidak bertanggungjawab itu dilakukan oleh beberapa siswa dari sekolahku itu sendiri. Seakan mereka tidak peduli dengan keindahan lingkungan, mereka melakukan hal-hal yang dapat mengganggu keindahan lingkungan, seperti membuang sampah sembarangan, memetik tumbuhan sembarangan, dan lain-lain.
Maka dari itu, pihak sekolah segera mengambil tindakan untuk menindak -lanjuti para siswa yang sudah merusak keindahan lingkungan dengan hal-hal yang tidak bertanggungjawab karena dimulai dari melakukan hal sepele atau hal kecil, misalnya buang sampah sembarangan itu bisa menjadi sebuah kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan. Dengan demikian, pihak sekolah harus segera mengambil tindakan agar para siswa bisa segera berubah dan menyadari kesalahan dan bisa menjadi lebih baik di kemudian hari. Tindakan yang diberikan oleh pihak sekolahku biasanya tidak terlalu berat, tetapi langsung memberikan dampak yang positif. Tindakan itu berupa binaan yang dilakukan oleh guru-guru yang bersangkutan. Para guru dengan sabar membimbing dan menjelaskan kesalahan mereka, sehingga para siswapun merasa nyaman dan akhirnya mereka segera menyadari kesalahannya.