Mengapa awam Cumulo Nimbus dapat menggangu jalur penerbangan udara ???

Posted on

Mengapa awam Cumulo Nimbus dapat menggangu jalur penerbangan udara ???

Karena bentuknya yg tebal dan besar (sudah keberatan jadi akan turun hujan.juka dilalui pesawat goncangan Nya begitu besar )

Kedua, angina kencang yang ditimbulkan awan cumulonimbus dapat berupa
arus naik dan turun yang kuat di pusat badai dan dapat mendorong
pesawat ke atas atau turun setinggi 6.000 kaki. Jelas ini bisa sangat
berbahaya jika pesawat terbang di atas pegunungan. Angin kencang juga
dapat membuat pesawat bergoyang dengan sangat kuat. “Musuh dalam
penerbangan kan awan cumulonimbus. Kalau masuk ke awan bisa
kebanting-banting,” kata Bambang di kantor otoritas bandara Soekarno
Hatta Tangerang, Senin (29/12) lalu.
Ketiga, aliran udara ekstrem atau aliran udara super kuat. Executive
Advisor Asosiasi Pilot Garuda (APG) Kapten Shadrach M Nababan
menjelaskan, awan ini menjadi ancaman bagi proses penerbangan jika
berada pada lintasan pendaratan dan pesawat. Karena awan jenis ini bisa
memicu terbentuknya wind shear dan microburst.
Wind shear merupakan perubahan arah dan kecepatan angin yang terjadi
tiba-tiba. Sementara microburst adalah angin yang menghempas ke bawah
dan turun ke tanah yang menyebabkan perbedaan atau penyimpangan angin
yang kuat. Microburst mampu menghasilkan angina lebih dari 100 mph dan
bisa menyebabkan kerusakan karena pesawat terbanting ke bawah
Keempat, turbulensi yang terjadi secara mendadak pada sebuah pesawat
akibat kemunculan awan cumulonimbus dapat menyebabkan sebuah pesawat
kehilangan tenaga. Turbulensi sejatinya adalah guncangan-guncangan yang
terjadi pada pesawat saat terbentur dengan massa udara yang datang
dengan kecepatan tinggi. Jika diibaratkan, turbulensi mirip dengan
menabrak polisi tidur saat tengah berkendara. Pilot yang berpengalaman
pun biasanya dapat mengatasi masalah ini atau mendarat darurat akibat
masalah turbulensi.
Kelima, pesawat terkena kristal es. Di daratan, awan cumulonimbus
memang nampak cukup menakutkan dengan bentuknya yang bergerombolan itu,
namun di dalamnya jauh lebih mengerikan. Hujan es bisa terjadi dan dapat
menyebabkan kerusakan parah pada badan pesawat. Pada beberapa kasus, es
yang masuk ke mesin pesawat juga bisa menyebabkannya mati dan
memberikan masalah cukup serius bagi pilot meski dia sudah dilatih untuk
mempertahankan pesawat dari hantaman kristal es. Es pernah menyebabkan
tragedi penerbangan, yakni jatuhnya pesawat Air France 447 di bulan Juni
2009 di Samudera Atlantik.
Sebenarnya kecelakaan pesawat yang disebabkan adanya awan
cumulonimbus atau pun cuaca buruk dapat dihindari. Menurut Andi Eka
Sakya, BMKG secara rutin memberikan dokumen penerbangan ke otoritas
penerbangan yang berisi informasi mengenai perkembangan awan di rute
tempat berangkat sampai dengan tujuan. Dengan adanya informasi tersebut,
pilot dapat mengetahui tipe-tipe awan sehingga dapat menghindari awan
yang berpotensi berkembang menjadi awan cumulonimbus.