Mengapa ba’iat yang di lakukan penduduk yatsrib dengan nabi Muhammad SAW di sebut ba’iat aqobah​

Posted on

Mengapa ba’iat yang di lakukan penduduk yatsrib dengan nabi Muhammad SAW di sebut ba’iat aqobah​

Jawaban:

karena ba'iat tersebut dilakukan di sebuah desa bernama desa Aqabah.

Penjelasan:

Perjanjian Aqabah atau Bai’at ‘Aqabah merupakan perjanjian Nabi Muhammad SAW dengan para penduduk Yatsrib dari suku Aus dan Khazraj yang memeluk Islam. Bai’at sendiri artinya ikrar atau perjanjian yang membuat penerima harus sanggup melaksanakan sesuatu yang dibai’atkan.

Terdapat dua perjanjian Aqabah. Yang pertama terjadi pada tahun 621 M, sebanyak 12 orang dari Yatsrib menyimak dakwah Rasulullah SAW. Mereka menerima dakwah tersebut dengan baik dan akhirnya mereka memustuskan untuk masuk Islam.

Mereka melakukan perjanjian Aqabah dengan Rasulullah SAW. Perjanjian tersebut dinamakan Bai’at Aqabah I, yang berisi:

1. Menyatakan kesetiaan kepada Nabi Muhammad SAW.

2. Menyatakan rela mengorbankan harta dan jiwa.

3. Menyatakan kesediaan untuk menyebarkan agama Islam yang dianut.

4. Menyatakan tidak akan menyekutukan Allah SWT.

5. Menyatakan tidak akan membunuh.

6. Menyatakan tidak akan melakukan perbuatan curang dan dusta.

Perjanjian Aqadah pertama juga disebut sebgai bai’at wanita karena dalam perjanjian tersebut tidak melibatkan peperangan.

Tahun 622 M, merupakan tahun ketigabelas kenabian Rasulullah SAW. Di tahun itu pula perjanjian Aqabah II dilaksanakan di suatu hari di waktu tengah malam. Perjanjian tersebut dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dengan 73 orang pria dan 2 orang wanita Yatsrib.

Wanita dalam perjanjian tersebut adalah Nusaibah binti Ka’ab dan Asma’ bintu ‘Amr bin ‘Adiy. Pada suatu malam, Rasulullah SAW datang menjumpai mereka bersama pamannya, Al ‘Abbas bin ‘Abdil Muthalib yang kala itu masih musyrik. Al ‘Abbas meminta jaminan keamana untuk keponakannya, Nabi Muhammad SAW kepada rakyat Yastrib.

Ketika itu, Al ‘Abbas adalah orang pertama yang angkat bicara dan kemudian disusul oleh Rasulullah SAW membacakan beberapa ayat Al Quran dan menyerukan tentang Islam. Kemudian, Nabi Muhammad SAW membuat perjanjian dengan orang-orang Yatsrib tersebut yang isinya sebagai berikut:

1. Untuk mendengar dan taat, baik dalam perkara yang mereka yang mereka sukai maupun yang mereka benci.

2. Untuk berinfak baik dalam keadaan sempit maupun lapang.

3. Untuk beramar ma’ruf nahi munkar.

4. Agar mereka tidak berpengaruh celaan orang-orang yang mencela di jalan Allah SWT.

5. Melindungi Nabi Muhammad SAW sebagaimana mereka melindungi wanita-wanita dan anak-anak mereka sendiri.

Setelah dibuatnya Bai’at Aqabah kedua, Rasulullah SAW kembali ke Makkah untuk melanjutkan dakwah. Di sana, beliau mendapatkan gangguan dari kaum musyrikin yang dirasa semakin keras.

Nabi Muhammad SAW memerintahkan kaum muslim di Makkah untuk hijrah ke Yatsrib agar mereka aman. Rasulullah SAW memerintahkan untuk melakukan hijrah secara sembunyi-sembunyi agar tidak diketahui oleh kaum musyrikin.

Mapel: PAI-SKI

kelas: lV

#Semoga bermanfaat

ZR074

Gambar Jawaban

Jawaban:

Pada awal tugas kenabiannya, gangguan dan penyiksaan dari para kaum Quraisy di Mekkah semakin merajalela. Nabi Muhammad dan umat muslim selalu dijadikan bahan ejekan, dihina dan ditindas, serta dicari – cari kelemahannya. Karena itu Nabi Muhammad beranggapan Mekkah tidak lagi dapat dijadikan sebagai pusat dakwah. Kemudian Nabi mengunjungi berbagai negeri seperti Thaif, namun beliau juga dimusuhi disana sehingga tidak dapat berdakwah. Nabi Muhammad kemudian berusaha mendekati para pendatang di Mekkah ketika musim Haji tiba, sehingga ada dua suku yang mau menerima ajakannya.

Keduanya adalah suku Aus dan Khazraj yang berasal dari Yastrib (Madinah). Mereka menerima ajakan Nabi karena telah memahami ajaran tauhid dan juga seringkali mendengar cerita tentang Nabi dari orang – orang Yahudi. Jumlah kaum ini yang masuk Islam sebanyak lebih dari enam orang dan menjadi awal dari banyak penduduk Yastrib yang bersedia masuk Islam. Sejarah perjanjian Aqabah mendapatkan namanya dari bukit Aqabah yang dijadikan tempat baiat kepada Nabi. Perjanjian Aqabah kemudian dibagi menjadi dua berdasarkan dua peristiwa yang berbeda.

Perjanjian Aqabah I

Pada tahun – tahun berikut setelahnya, tepatnya pada tahun 621 M sejumlah 12 orang jamaah haji dari Yastrib bertemu dengan Rasulullah SAW dan menyimak dakwahnya. Mereka menyambut dengan baik sehingga mereka menyatakan keIslaman dan melakukan bai’at kepada beliau. Perjanjian ini kemudian dinamakan sebagai Perjanjian Aqabah I. Beberapa poin kesepakatan dalam perjanjian Aqabah ini yaitu:

•Menyatakan kesetiaan kepada Nabi Muhammad SAW

•Menyatakan rela mengorbankan harta dan jiwa

•Menyatakan kesediaan untuk menyebarkan agama Islam yang dianut

•Menyatakan tidak akan menyekutukan Allah SWT

•Menyatakan tidak akan membunuh

•Menyatakan tidak akan melakukan perbuatan curang dan dusta.

Baiat pertama disebut sebagai baiat wanita karena tidak melibatkan peperangan kecuali yang terjadi pada pikiran setiap orang setelah dilakukan pembinaan akidah dan pikiran. Sebagai strategi pengembangan Islam di Yastrib, Nabi mengirim Mus’ab bin Umair untuk bergabung dengan rombongan yang pulang ke Yastrib. Tugasnya untuk membantu penduduk Yastrib yang telah menyatakan keislamannya untuk menyebarkan ajaran Islam disana. Mush’ab kemudian menjadi guru mengaji di Madinah, sebagai imam dalam shalat karena kaum Aus dan Khazraj tidak mau salah satu dari mereka menjadi imam. Ketahui juga mengenai sejarah berdirinya agama Islam, sejarah Ka’bah di Saudi Arabia dan sejarah kerajaan Champa di Vietnam

Penjelasan:

Mohon ya moderator jangan hapus jawabanku ^v^