Mengapa ketimpangan pada distribusi pendapatan dapat menghambat pembangunan?
Banyak ahli ekonomi yang mengatakan bahwa ketimpangan pada distribusi pendapatan dibutuhkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Tanpa adanya iming-iming hasil yang besar untuk setiap usaha yang berisiko tinggi, para pengusahan tidak akan mau untuk berlomba untuk mendapatkan "hadiah" tersebut. Arthur Okun, seorang ekonom Amerika berpendapat kalau sebuah kelompol masyarakat tidak mungkin memiliki keseimbangan sempurna sekaligus efisiensi sempurna, harus ada yang dipilih dan harus ada yang dikorbankan. Namun demikian, peningkatan ketimpangan distribusi pendapatan akhir-akhir ini telah memicu pandangan baru terhadap masalah ini.
Ketimpangan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi jika masyarakat berpendapatan rendah mengalami masalah kesehatan karena gizi yang tidak seimbang, atau pendidikan yang rendah hingga akhirnya akan mempengaruhi produktivitas mereka. Selain itu ketimpangan ini juga dapat menghambat kebijakan pertumbuhan ekonomi negara seperti perdagangan bebas karena negara tidak akan percaya diri akan kemampuan rakyatnya bersaing secara global.
Ketimpangan juga akan menyebabkan ketidakstabilan ekonomi karena biasanya negara akan mengeluarkan kebijakan penurunan suku bunga untuk mereka yang berpenghasilan rendah. Namun peningkatan utang ini tidak akan diiringi oleh peningkatan konsumsi karena sebenarnya tidak ada pertumbuhan dalam pendapatan mereka.
Selain itu banyak ekonom berpendapat kalau ketimpangan akan mengarah pada peningkatan "tabungan global" karena mereka yang berpendapatan tinggi akan lebih jarang mengluarkan pembelanjaan ekstra dibanding mereka yang pendapatannya rendah. Seiring dengan bertambahnya jumlah dana yang disimpan, maka suku bunga akan melemah, yang akan menyebabkan harga aset meningkat dan memicu naiknya pinjaman yang akhirnya akan mempersulit bank sentral dalam mengendalikan ekonomi.