mengapa laksamana muda maeda ikut memperjuangkan kemerdekaan indonesia (berada di pihak indonesia) sedangkan beliau sebenarnya adalah jenderal jepang?​

Posted on

mengapa laksamana muda maeda ikut memperjuangkan kemerdekaan indonesia (berada di pihak indonesia) sedangkan beliau sebenarnya adalah jenderal jepang?​

Penjelasan:

dalam proses ini ada hal menarik yang menjurus pada seorang Jepang yang dikaitkan memiliki peranan penting dalam proses perumusan kemerdekaan Indonesia. Ya dia adalah seorang perwira tinggi Angkatan Laut Jepang, Laksamana Muda Tadashi Maeda. Siapa sebenarnya Laksamana Maeda dan apa perannya sehingga ia disebut berjasa bagi Indonesia?

Laksamana Maeda tidak lain adalah orang yang justru mendorong Soekarno dan Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan. Karenanya, dalam sejarah Kemerdekaan Indonesia, namanya pun ditulis dengan tinta emas karena dianggap berjasa menyelamatkan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Dalam detik-detik menuju kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus tahun 1945, ada banyak peristiwa penting terjadi pasca dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki dan penandatanganan kekalahan tanpa syarat Jepang atas Amerika Serikat dan Sekutunya pada 14 Agustus 1945. Lalu, bagaimana posisi Indonesia.

Atas kekalahan Jepang di perang Pasifik dan menyatakan kekalahan tanpa syarat, seluruh angkatan perang Jepang pun dinyatakan wajib untuk tunduk atas komando angkatan perang Sekutu. Termasuk diantaranya, mempertahankan status quo atas tanah jajahannya, salah satunya adalah Indonesia. Jepang dilarang untuk merubah keadaan di wilayah Indonesia, baik di bidang administrasi maupun di bidang politik. Hanya menjaga kedamaian serta ketertiban umum.

Namun, seorang perwira tinggi Angkatan Laut Jepang, Laksamana Muda Tadashi Maeda mendesak pimpinan Angkatan Laut Jepang Laksamana Shibata agar mengambil kebijakan yang menyimpang dari perintah Sekutu, yakni membiarkan Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Tentunya hal ini dianggap Sekutu sebagai pelanggaran atas status Quo.

Sementara itu, sejak terdengar Jepang menyerah terhadap sekutu, para pemuda telah bergerak dan menculik dua tokoh sentral untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Maeda tidak menghalangi saat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia menyusun teks proklamasi bahkan menfasilitasinya dengan menjadikan kediamannya untuk dijadikan tempat dalam penyususan teks Proklamasi pada 16 Agustus 1945 malam.

Terjadinya, pernyataan kemerdekaan dari Indonesia pada 17 Agustus 1945 dianggap Sekutu sebagai pelanggaran Jepang atas status quo yang diberlakukan untuk Indonesia. Dan Sekutu menganggap sosok Laksamana Maeda bersalah dan dianggap memiliki peran dalam memerdekakan Indonesia. Maeda pun di penjara karena hal ini dan pada akhirnya Maeda dibebaskan oleh Sekutu dan kembali ke negerinya.

Namun demikian, Maeda membantah tuduhan tersebut dan mengungkapkan bahwa Ia tidak memiliki kemampuan untuk menggerakan seluruh Rakyat Indonesia untuk menggelorakan Kemerdekaannya sendiri. Adalah hal yang wajar jika Indonesia berhak untuk menentukan nasibnya sendiri. Ada sebuah ungkapan terkenal Maeda saat di penjara, “Nasib saya sendiri tidak penting, yang penting adalah kemerdekaan Bangsa Indonesia.”