Mengapa pada tahun 1970-1990 banyak yang menentang pancasila

Posted on

Mengapa pada tahun 1970-1990 banyak yang menentang pancasila

Jawaban:

Pada era 1980-1990-an, sejumlah organisasi massa Islam dan pendakwah garis keras menolak terang-terangan Pancasila sebagai azas tunggal negara. Akibatnya, konflik berdarah antara umat islam melawan rejim Soeharto meletup di berbagai tempat. Dimulai dengan serangan teror oleh anggota Komando Jihad (KOJI) terhadap Polsek Cicendo di Bandung (Maret 1981) dan operasi pembajakan pesawat Garuda DC-9 Wolya rute Jakarta-Bangkok (1981) oleh KOJI. Dalam konflik tersebut, pelaku penyerangan kantor Polsek dan pembajak pesawat tertangkap atau tertembak mati dalam operasi pembebasan sandera oleh Satgas Anti Teror Kopassus.

Serangan terhadap Pancasila dan rejim Soeharto fase berikutnya bergeser ke bidang dakwah melalui mimbar beas dan ceramah agama yang menyerukan perlawanan. Maka pecahlah kasus Tanjung Priuk Jakarta Utara (1984), kasus pengeboman bus Pemudi Express di Banyuwangi dan bom Candi Borobudur (1985), Peristiwa Talangsari Way Jepara di Lampung (1989), Peristiwa Haur Koneng di Majalengka (1993), yang kesemuanya diawali oleh kasus pelarian Ustadz Abubakar Baasyir dan Ustadz Abdullah Sungkar ke Malaysia selama 17 tahun. Keduanya merupakan pentolan pendiri Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) dan paling keras menolak azas tunggal Pancasila.

Di wilayah kampus, sinisme terhadap Pancasila lebih pada proses ideologisasi yang dianggap mahasiswa zaman itu too much alias lebay. Misalnya kewajiban mahasiswa untuk lulus 100 jam mata kuliah P4 berikut kemampuan menghapal butir-butir Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila alias Ekaprasetya Pancakarsa. P4 yang diplesetkan mahasiswa pada zaman itu tertuang dalam Ketetapan MPR No.II/MPR/1978.

Dalam kondisi rakyat yang tidak memiliki informasi dan kekuatan ekonomi, mahasiswa dan aktivis organisasi rakyat di grassroot hadir memelopori gerakan menuju perubahan alias reformasi. Ketika gerakan mahasiswa bersatu dengan rakyat makin membesar, presiden Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun pun turun tahta pada Mei 1998.

semoga membantu