Mengapa Pancasila selalu mengalami tantangan di era globalisasi?

Posted on

Mengapa Pancasila selalu mengalami tantangan di era globalisasi?

Globalisasi dapat membawa dampak positif maupun dampak negative. Masyarakat di Indonesia dalam era globalisasi ini tidak dapat menghindar dari arus derasnya inovasi. Canggihnya teknologi informasi, telekomunikasi, serta tatanan ekonomi dunia yang mengarah pada pasar bebas dapat mengakibatkan meningkatnya efisiensi dan kompetitif yang tinggi di berbagai bidang kehidupan.

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, setiap negara dituntut untuk selalu lebih maju mengikuti setiap perkembangan demi perkembangan, yang terkadang jauh dari sebuah keteraturan. Pihak yang diuntungkan dalam situasi tersebut, tentunya adalah negara-negara maju yang memiliki tingkat kemapanan dan kemampuan yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara berkembang. Suka atau tidak suka, mau ataupun tidak mau, bangsa Indonesia harus mengikuti. Apabila Indonesia tidak mengikuti arus globalisasi, bisa jadi Indonesia menjadi negara tertinggal dan mungkin disebut negara "primitive".

Sayangnya bangsa Indonesia terlambat menyadari kalau globalisasi sebagaimana yang dipromosikan oleh kaum neoliberal sekarang ini adalah bentuk baru kapitalisme. Atau dapat juga dikatakan, kalau imperialisme merupakan tahap akhir dari perkembangan kapitalisme, maka globalisasi adalah tahap akhir dari perkembangan imperialisme.

Indonesia percaya begitu saja pada wacana akademis yang mengatakan bahwa globalisasi itu berbeda dengan imperialism, karena imperialisme didasarkan pada dominasi dan eksploitasi, sedangkan globalisasi didasarkan pada prinsip saling ketergantungan yang saling menguntungkan. Kita juga percaya bahwa gelombang perdagangan yang bernama globalisasi tersebut pada akhirnya akan menggerakkan negara dan bangsa menuju lautan kemakmuran pada tingkat yang belum pernah dicapai.

Globalisasi telah memberikan tantangan baru yang mau tidak mau harus di hadapi dan di sikapi oleh semua elemen masyarakat. Tantangan di era globalisasi yang bisa mengancam eksistensi kepribadian bangsa, dan kini mau tak mau, suka tak suka bangsa Indonesia berada di pusaran arus globalisasi dunia. Tetapi diingat bahwa bangsa dan negara Indonesia tak mesti kehilangan jati diri, kendati hidup ditengah-tengah pergaulan dunia.

Jawaban:

karena tidak adanya persatuan dan kesatuan