Mengapa putri tangguk menyebarkan padi hasil humanya di jalan yang dilewatinya
Putri Tangguk menebar padi di sepanjang jalan yang dilewatinya agar jalanan tidak licin saat hujan turun. Sebelumnya, Putri Tangguk terpeleset karena jalan yang licin itu.
Mengapa putri Tangguk menyebarkan padi hasil humanya di jalan yang dilewatinya
agar jalanan tersebut tidak licin karena sebelumnya putri Tangguk terpeleset di jalan itu dan ketika itu sedang hujan lebat.
Singkatnya kisahnya seperti ini
Dahulu kala, ada sebuah negeri yang dinamakan Negeri Bunga. Negeri itu berada di kecamatan Danau Kerinci. Hiduplah seorang perempuan bernama Putri Tangguk dan suami beserta ketujuh anaknya di sana. Putri Tangguk dan suaminya bekerja sebagai petani. Setiap hari, Putri Tangguk dan suaminya bekerja membajak sawah demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Mereka bekerja sampai lupa untuk mengurusi anak-anaknya dan juga berhubungan dengan keluarga mereka. Putri Tangguk menyadari bahwa ia pun harus mengurusi anak-anaknya serta keluarganya. Putri Tangguk mengatakan kepada suaminya bahwa mereka harus bekerja sampai gudang persediaan padi mereka penuh sehingga mereka tidak perlu bekerja selama persediaan masih cukup. Ia mengatakan kepada suaminya seperti itu dan suaminya menyetujui. Mereka pun mulai bekerja untuk memenuhi gudang persediaan padi mereka.
Suatu hari Putri Tangguk sedang berjalan ke sawah bersama dengan suami beserta ketujuh anaknya. Jalan sedang licin karena hujan yang turun. Putri Tangguk pun terpeleset. Ia marah dan memaki jalanan tersebut. Sepulang dari sawah, Putri Tangguk menabur padi di jalanan tersebut agar jalanan tersebut tidak licin.
Setelah hari itu, gudang persediaan penuh oleh padi dan Putri tangguk
juga suaminya tidak perlu bekerja karena persedian padi yang cukup. Ia pun bekerja menenun kain untuk mengisi waktu kosongnya sambil mengurusi anak-anak dan keluarganya. Namun, hari seperti ini itu tidak berlangsung lama.
Suatu hari, ketujuh anak Putri Tangguk menangis karena kelaparan. Putri Tangguk kemudian pergi untuk memeriksa persediaan padi yang ada di gudang. Ia terkejut dan panik saat mengetahui bahwa persediaan padi sudah tidak ada di gudang. Ia tidak habis pikir karena seharusnya persediaan padi tersebut cukup untuk waktu yang lama. Sepulangnya dari gudang, ia melintasi jalan di mana ia membuang padi agar jalan tersebut tidak licin. Ia ingat bahwa ia seharusnya tidak melakukan itu. Saat malam hari tiba, Putri Tangguk bermimpi ia berjumpa dengan seseorang laki-laki tua. Laki-laki itu berkata bahwa Putri Tangguk dan keluarganya akan hidup melarat karena telah membuang padi di jalan. Putri Tangguk terbangun dari mimpinya lalu menangis. Ia pun menyesali perbuatannya dulu.