Nabi Ibrahim A. S menerima wahyu dalam bentuk
Jawaban:
Nabi Ibrahim A. S menerima wahyu dalam bentuk SUHUF
Penjelasan:
Suhuf adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada rasul-rasul Allah. Namun, tidak seperti Alquran, suhuf ini tidak wajib diajarkan kepada umat manusia. Berbeda dengan Alquran yang wajib disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umat-umatnya.
Suhuf sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya lembaran. Allah mengirimkan wahyu kepada rasul-rasulnya, lalu wahyu tersebut dituliskan di atas lembaran. Bukan lembaran kertas, melainkan lembaran pelepah kurma, kulit hewan, batu dan media lainnya.
Wahyu-wahyu yang berada pada lembaran-lembaran (suhuf) tersebut akhirnya dikumpulkan, dan dijadikan satu sebagai kitab.
Suhuf Adalah Wahyu, Diberikan Kepada Rasul-Rasul Allah
Suhuf adalah wahyu yang akhirnya dikumpulkan menjadi satu, dan dibentuk menjadi kitab ini tidak hanya diturunkan kepada satu rasul saja.
Rasul Allah yang menerima suhuf tidaklah satu atau dua rasul. Ada beberapa rasul yang menerima wahyu dari Allah SWT, yaitu :
• Nabi Adam dengan 10 suhuf,
• Nabi Syits menerima 60 suhuf,
• Nabi Idris dengan wahyu 30 suhuf,
• Nabi Ibrahim dengan 30 suhuf, dan
Nabi Musa 10 suhuf.
Perlu diketahui, bahwa ada beberapa suhuf yang memiliki dalil. Suhuf milik Nabi Ibrahim dan Nabi Musa ternyata tercantum dalam Alquran surat Al A’la dan surat An Najm.
Arti dari surat Al A’la ayat 14-15,
"Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang, tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa."
Selanjutnya yaitu arti dari surat An Najm ayat 36-37,
"Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa? dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji."
Semoga Membantu^^
Dalam bentuk SUHUF
Penjelasan:
Suhuf yaitu wahyu Allah yang disampaikan
kepada pada Rasul , tetapi tidak wajib disampaikan
atau diajarkan kepada manusia