Nabi Muhammad SAW dan para sahabat mengalami pemboikotan selama​

Posted on

Nabi Muhammad SAW dan para sahabat mengalami pemboikotan selama​

Keyakinan Umar telah membawa kelemahan pada tubuh Quraisy, karena ia masuk agama ini dengan semangat yang sama seperti saat ia menentang sebelumnya. Umar masuk Islam tidak secara diam-diam, bahkan diumumkan secara terbuka di depan orang banyak dan untuk itu dia siap melawan mereka.

Ia tidak ingin umat Islam bersembunyi dan menetap di celah-celah pegunungan Makkah, untuk melakukan ibadah yang jauh dari campur tangan kaum Quraisy. Bahkan, ia terus memerangi kaum Quraisy hingga umat Islam bisa melaksanakan ibadah di Ka'bah.

Orang Quraish kemudian membuat rencana lain untuk mengatur langkah selanjutnya. Setelah sepakat, mereka membuat kesepakatan tertulis dengan kesepakatan bersama, melakukan boikot total terhadap Bani Hasyim dan Bani Abdul Muttalib: tidak menikah satu sama lain, tidak memperdagangkan apapun.

Piagam perjanjian ini kemudian digantung di Ka'bah sebagai konfirmasi dan pendaftaran Ka'bah. Menurut perkiraan mereka, politik negatif – dengan membiarkan orang kelaparan dan memboikot – akan menghasilkan hasil yang lebih efektif daripada politik yang penuh kekerasan dan menyiksa. Meski mengalami kekerasan dan penyiksaan, mereka tidak berhenti.

Blokade yang dilakukan oleh kaum Quraisy terhadap kaum Muslimin dan terhadap Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib telah berlangsung selama dua atau tiga tahun, dengan harapan Muhammad SAW akan ditinggalkan oleh rakyatnya sendiri. Dengan demikian dia dan ajarannya tidak lagi berbahaya.

Namun ternyata, Nabi SAW sendiri justru lebih berpegang teguh pada tuntunan Tuhan. Keluarganya dan orang-orang yang sudah beriman semakin gigih mempertahankan agama Allah, menyebarkan seruan Islam hingga keluar dari perbatasan Makkah. Maka dakwah menyebar ke tengah-tengah masyarakat dan suku-suku Arab, sehingga agama baru yang tadinya hanya terkurung di tengah-tengah lingkaran pegunungan Makkah kini bergema di seluruh semenanjung.

Orang-orang Quraisy semakin memikirkan cara-cara untuk melawan orang-orang yang telah melanggar adat istiadat mereka dan menghina dewa-dewa mereka. Bagaimana menghentikan penyebaran ajaran Islam di kalangan suku Arab.

Nabi Muhammad diancam, keluarga dan kerabatnya juga diancam. Dia dan ajarannya dihina dan dihina, seperti para pengikutnya. Beberapa pengikut lainnya bahkan disiksa secara ekstrim. Rasulullah dan para sahabatnya diancam dengan perang dan segala akibat yang mengerikan. Meski demikian, Nabi SAW tetap teguh. Dengan cara yang sangat baik, dia masih mengajak orang untuk menerima kebenaran.

Hanya tersisa satu senjata yang mereka gunakan, yaitu propaganda. Propaganda yang menentang keyakinan dan ajaran Islam disertai dengan tuduhan yang ditujukan kepada Nabi. Propaganda itu tidak hanya terbatas di Makkah, tapi seluruh semenanjung semenanjung dan seluruh penduduknya. Dengan propaganda seperti itu, kaum Quraisy mampu melawan Muhammad lagi dengan harapan akan lebih kuat dari gangguan dan penyiksaan yang diderita para pengikutnya.

Tetapi kekuatan kebenaran dalam bentuk yang jelas dan sederhana yang ditarik melalui perkataan Nabi, lebih tinggi dari apa yang mereka katakan. Hari demi hari, Islam semakin menyebar di kalangan orang Arab.

Tufail bin Amr Ad-Dausi adalah seorang bangsawan dan penyair. Setibanya di Makkah, dia segera dihubungi oleh orang Quraisy dengan peringatan untuk berhati-hati terhadap Muhammad dan kata-katanya yang memikat. Mereka khawatir kejadian seperti yang terjadi di Mekah akan menimpa mereka juga. Jadi jangan mengundang dan tidak mendengarkan pembicaraan Muhammad.

Hari itu Tufail pergi ke Ka'bah. Kebetulan Nabi Muhammad juga ada disana. Saat dia mendengarkan perkataan Nabi, Tufail terpesona oleh kata-kata yang dia ucapkan. "Biarkan aku mati, aku adalah seorang sarjana, seorang penyair," katanya pada dirinya sendiri. “Saya bisa tahu mana yang baik dan mana yang buruk. Apa salahnya jika saya mendengarkan apa yang akan dikatakan orang tersebut. Jika ternyata baik saya akan menerimanya,

Dia mengikuti Muhammad SAW pulang. Lalu dia mengatakan apa yang terlintas dalam pikirannya. Rasulullah menawarkan Islam kepadanya dan dia membaca ayat-ayat Alquran. Thufail segera menerima Islam dan menyatakan kebenaran dengan mengucapkan kalimat syahadat.

SEMOGA BERMANFAAT