Nilai agama,moral,budaya,sosial,estetis/ keindahandalam novel bumi karya tereliyee
Nilai Agama
•Kejujuran
contoh kutipan:
saya beli dua mangkuk. Tolong dibayarkan, ya. Sama es jeruknya juga.”
Seli gesit punya ide lain-melirik meja dekat gerobak bakso yang masih di
isi geng cheerleader. (Liye, 2014:73).
Seli menunjukan sikap kejujuran ketika berbelanja jajanan di kantin
sekolah. Hal tersebut dapat dilihat pada kalimat “Ya sudah, sekalian buat
bayar Mamang bakso. Kemarin saya beli dua mangkuk.” Kalimat tersebut
menjelaskan kejadian di hari sebelumnya, Raib yang sedang kesal ingin
melempari Seli dengan pentol bakso yang sedang di makannya. Tetapi
sasaran pelemparan Raib meleset dan mengenai geng cheerleader. Mereka
kemudian berlari, lupa membayar bakso di kantin. Keesokan harinya ketika
makan kembali di kantin, Seli kemudian dengan jujur membayar bakso yang
kemarin dimakannya bersama Raib.
Aku kembali menoleh kepadanya. “Sori, Ra. Aku memang meletakkan
alat di rumahmu. Aku dapat melihatmu menghilangkan novel dan kursi di
kamar tadi malam.” (Liye, 2014:158).
Ali juga menunjukan sebuah sikap kejujuran kepada Raib. Beberapa hari
belakangan Ali memang sedang penasaran dengan apa yang dilihatnya ketika
dihukum di selasar sekolah bersama Raib. Ali percaya penglihatannya tidak
salah bahwa Raib dapat menghilang. Akhirnya Ali menggunakan alat-alat
ciptaannya untuk menyelediki apa yang sebenarnya sedang terjadi. Raib tidak
pernah jujur ketika Raib bertanya mengenai barang-barang aneh kepadanya.
Tetapi pada akhirnya, Raib berkata jujur dan mengaku kepada Raib bahwa
sebenarnya dia memang sedang memata-matai Raib.