Nyo maksud anjak manyuhni Tiyuh puluh pekara ayat ke – 7 “Hun kughuk tiyuh mak ngenah Dandan Batin”?
Jawaban:
A. Kuntara Raja Niti
Isi Kuntara Raja Niti diantaranya : Aturan Negeri.
· Bab I Pasal I “Tercelanya Negeri”
Ayat 1. Kutogh di muka di bulakang, artinya didalam suatu negeri akan tercela apabila penduduknya tidak bisa menjaga kebersihan lingkungan serta halaman rumahnya masing-masing.
Ayat 2. Mak bupakkalan ghagah, artinya didalam negeri akan tercela apabila tidak ada tempat pemandian khusus baik khusus pria maupun wanita, bila mandi bercampur baur disatu tempat.
Ayat 3. Mak busesat, artinya didalam negeri akan tercela apabila tidak memiiki balai adat tempat bermusyawarah sehingga permasalahan tidak pernah dimusyawarahkan bersama.
Ayat 4. Mak bulanggah mak bumusigit, artinya didalam negeri akan tercela apabila tidak memiliki masjid atau langgar tempat beribadah, menunjukan masyarakat tidak pernah sholat berjamaah sebagai kerukunan beragama dalam beribadah.
Ayat 5. Mak ngagantung kalekep, artinya didalam suatu negeri akan tercela apabila tidak menggantungkan kentongan sebagai pertanda keamanan lingkungan tidak diperdulikan dengan tidak adanya ronda malam.
Ayat 6. Mak bugeduk, artinya didalam negeri akan tercela apabila tidak mempunyai beduk, maksudnya suatu negeri tidak ada alat untuk mengingatkan waktu untuk beribadah sebagai hamba Allah swt.
Ayat 7. Hun kughuk tiyuh mak ngenah dandan batin, artinya didalam negeri akan tercela apabila orang lain yang masuk kewilayah itu tidak melihat tanda atau perbedaan rumah seorang pemimpin dengan masyarakat biasa, jadi menunjukan bahwa masyarakat tidak patuh dan menghormati pemimpin.
Ayat 8. Mak bukahandak, artinya didalam negeri akan tercela apabila masyarakatnya tidak berkemauan atau tidak memiliki prakarsa, sehingga dari waktu ke waktu daerah itu tidak ada perubahan situasi.
Ayat 9. Kughang kanan, artinya didalam negeri akan tercela apabila terjadi kekurangan persediaan makanan, sehingga terjadi kelaparan.
Ayat 10.Punyimbang lom tiyuh mak sai tungkul, artinya didalam negeri akan tercela apabila para pemimpin dalam wilayah negeri itu sudah tidak seiya sekata, maksudnya hanya salung menonjolkan diri sendiri tidak perlu dengan pemimpin lainya bahkan saling bermusuhan.
· Bab I pasal 2 “Senangni Negeri”
Ayat 1. Cawa sai sepuluh sudi cukup, artinya satu kata sudah cukup dari pada sepuluh tapi bertele-tele, maksudnya suatu negeri akan berbahagia jika pendududknya dlam menyelesaikan suatu masalh tidak bertele-tele atau terlalu banyak kiasan, tidak terlalu banyak pembicaraan yang tidak bermanfaat.
Ayat 2. Muli meghanai lamen ghanta sapuk, artinya bujang gadis yang rajin bekerja, maksudnya suatu negeri akan berbahagia jika bujang gadisnya sebagai generasi penerus kader yang kreatif, tidak malas, maka masa depan bangsa akan cerah.
Ayat 3. Ghajani sabar, artinya rajanya sabar. Maksudnya seorang pemimpin haruslah yang arif dan bijaksana dalam menghadapi masyarakat yang beraneka ragam sifat dan harus selalu sabar dalam memimpin.
Ayat 4. Anak buah makai kakigha, artinya masyarakat sebagai warga akan selalu tertanam rasa berperasaan serta tenggang raa terhaap sesama, serta tahu diri.
Ayat 5. Tanom tumbuh silamat, artinya tanaman tumbuh subur. Maksudnya negeri akan berbahagia jika masyarakatnya selalu berusaha bertani, berupaya dalam segala hal agar tanaman menghasilkan hasil yang melimpah sesuai dengan kesuburan daerahnya.
Ayat 6. Penguluni ghajin bulanggagh, artinya pemimpin rajin kemasjid atau langgar. Memberikan contoh kepada masyarakat sebagai umat muslim yang selalu berserah diri denga cara menunaikan rukun islam secara bersama-sama dimasjid.
· Bab I Pasal 3 “Sejahteghani negeri”
Ayat 1. Nemuiko hun tandang tawa himpun manuk uttawa himpun tahlui, artinya suatu negeri akan bangga bila didatangi orang bertandang kenegeri itu untuk mencari kebutuhan yang banyak berupa hasil bumi, ayam, telur, dsb. Itu menunjukkan negeri itu makmur dalam berbagai segi.
Ayat 2. Kalalan cunham di iwa wai, iwa daghak, artinya pengairan yang mengalir mengandung banyak ikan maksudnya pelestarian sungai akan menghasilkan ikan yang banyak menambah kemakmuran negeri.
Ayat 3. Inggoman dukhagh beghsih di bah di lambung pukalan deghus, artinya ternak yang banyak hasil gembala yang melimpah ruah, suasana bersih pemandian mengalir deras. Maksudnya negeri itu sangat berbahagia jika ternak melimpah, kebersihan terjaga, air yang cukup, dan pemandian yang teratur.
Ayat 4. Ghanglaya gawang, artinya jalan raya selalu bersih, terhindar dari rumput dan kotoran, ternak yang berkeliaran, dan anak-anak tidak mengganggu lalu lintas suasana umum.
Ayat 5. Juwal bughugan sai ghanta kejung jama punyimbangni ngedok hajat mak ngunut kekughanganni di humbul baghih, artinya bakat trampil dan kreatif masyarakat suatu daerah atau negeri dalam hasil karyanya merupakan tambahan dalam mencukupi kebutuhan hajat sendiri ataupun hajat pemimpinnya, tanpa mencari kedaerah lain.