Orang yg berahlaq jelek maka dia lebih hina dari hewan sebutkan ayatnya
Jawaban:
Dalam QS Al A’raf 7 : 179,
Penjelasan:
.Manusia seperti Hewan bahkan Lebih buruk lagi
Dalam QS Al A’raf 7 : 179, Allah menjelaskan :
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”.
Perbedaan antara manusia dengan hewan adalah penggunaan dua fungsi indera yaitu mata dan telinga, serta fungsi hati (Qalbun) dan pada ayat lain disebutkan fungsi akal. Pada hewan semua fungsi tersebut (mata, telinga dan otak) hanya digunakan untuk kepentingan perut dan organ (satu kilan) di bawah perut, sementara pada manusia seharusnya lebih dari itu yaitu untuk kepentingan isi dalam dada (hati) ke atas sehingga memiliki daya guna secara kemanusiaan. Nah ketika fungsi instrumen pada manusia tersebut tidak digunakan maka wajarlah, dalam bahasa Al Qur’an, manusia disamakan dengan hewan ternak bahkan lebih dari itu buruknya (melebihi dari perilaku hewan). Lihatlah ketika hewan memikirkan makanan yang masuk ke perutnya, mereka tidak terpikir untuk makan barang lain selain makanan yang harus dimakannya. Berbeda dengan manusia, apa saja bisa dimakan. Ada istilah “hari ini makan apa, hari esok makan dimana, lusa saya makan siapa” Ketika hewan memikirkan untuk berkembang biak sesuai dengan insting hewaninya (mengawini pasangannya kapan dan dimana saja tanpa malu-malu), manusia justru mengumbar nafsu hewani dengan melakukan perbuatan tercela dan menyimpang dalam hal syahwat birahi, alasan mereka hak azazi manusia. Kalau boleh kata itu adalah hak azazi hewani yang ditelingkung manusia. Wajar Allah pernah memusnahkan negeri Sodom dan Gomora, dan beberapa negeri lainnya dengan bencana akibat pengumbaran syahwat birahi seperti dengan penyakit yang berhubungan dengan bagian (satu kilan) di bawah perut. Hal demikian agar manusia melihat sebagai bagian dari ayat-ayat (tanda-tanda) kausalitas sebuah pelanggaran yang melanggar aturan Allah sebagai sang Pencipta dan sekaligus Pengatur melalui hukum-hukumnya.