Penyebab perang banjar dan bagaimana akhir perlawanannya
Sebab umum :
1.Rakyat tidak senang dengan merajalelanya Belanda yang mengusahakan perkebunan dan pertambangan di Kalimantan Selatan.
2.Belanda terlalu banyak campur tangan dalam urusan intern kesultanan.Belanda bermaksud menguasai daerah Kalimantan Selatan karena daerah ini ditemukan pertambangan batubara.
(Karena ditemukan Batubara di kota Martapura Belanda telah merencanakan
untuk memindah ibukota kesultanan ke kota Negara – bekas ibukota pada
zaman Hindu), bahkan jauh sebelumnya Belanda telah berencana bahwa
kerajaan ini tidak lagi diberi jabatan Sultan yang bertahta
(dihapuskan).
Sebab Khusus:
Karena Pangeran Hidayatullah yang seharusnya menjadi Sultan Banjar tidak disetujui oleh Belanda yang kemudian menganggap Tamjidullah
sebagai sultan yang sebenarnya tidak berhak menjadi sultan. Kemudian
setelah Belanda mencopot Tamjidullah dari kursi sultan, Belanda
membubarkan Kesultanan Banjar.
Akhir perang :
Setelah Pangeran Hidayatullah tertangkap dan Pangeran Antasari wafat, perjuangan tetap berlanjut yang di pimpin oleh Gusti Mat Seman,
Gusti Acil, Gusti Muhammad Arsyad, dan Antung Durrahman. Oleh
pemimpin-pemimpin tersebut, rakyat masih bergerilya dengan se-sekali
melakukan serangan kepada Belanda sampai awal abad ke-20.
Perang Banjar terjadi di Kalimantan Selatan. Sebab-sebab terjadinya Perang Banjar adalah:
a. Belanda ingin menguasai daerah Banjar yang banyak menghasilkan intan, emas, lada, dan batu bara
b. Belanda berusaha memaksakan monopoli perdagangan di Banjar
c. Belanda ikut campur tangan dalam urusan intern Kerajaan Banjar.
d. Setelah Pangeran Tamjidillah turun tahta, Belanda mengumumkan penghapusan KerajaanBanjar.
Akhir perlawanan
Kekuatan rakyat Banjar semakin melemah sejak wafatnya Pangeran Antasari (1862), serta tertangkapnya beberapa tokoh pimpinan. Kemudian perlawanan dilanjutkan oleh Gusti Matsaid, Notowijoyo, Suropati, Rosyid, Gusti Acil, dan Gusti Arsat sampai dengan tahun 1836.