Istana Rothschild di Frankfurt, Jerman, Villa Günthersburg (foto 1855)
Keluarga Rothschild sudah memiliki kekayaan luar biasa sebelum dimulainya Peperangan Napoleon (1803–1815), dan keluarga ini memperoleh keunggulan dalam perdagangan emas batangan pada waktu itu.[15] Dari London pada tahun 1813 sampai 1815, Nathan Mayer Rothschild memainkan peran penting dalam pendanaan sendiri segala upaya perang Britania Raya, mendanai pengapalan emas batangan ke pasukan Adipati Wellington di seluruh Eropa, serta mengatur pembayaran subsidi keuangan Britania ke sekutu Kontinental mereka. Pada tahun 1815 saja, keluarga Rothschild mengeluarkan £9,8 juta (nilai tukar 1815l sekitar £566 juta hari ini menggunakan indeks harga eceran, dan £6,58 miliar menggunakan pendapatan rata-rata) dalam bentuk pinjaman subsidi kepada sekutu Kontinental Britania.[16]
Salah satu rumah kota kecil di Wina. Koleksi istana Wina yang lebih besar bernama Palais Rothschild diruntuhkan selama Perang Dunia II.
Para saudaranya membantu mengoordinasikan aktivitas Rothschild di seluruh Eropa, dan keluarga ini mengembangkan jaringan agen, pengapal, dan kurir untuk mengirimkan emas ke seluruh Eropa yang hancur akibat perang. Jaringan keluarga ini juga memberikan Nathan Rothschild waktu dengan informasi politik dan keuangan lebih dulu daripada rekan-rekannya, sehingga memberinya keunggulan di pasar dan pendirian wangsa Rothschild masih bersifat tidak ternilai bagi pemerintah Britania Raya.
Pada satu peristiwa, jaringan keluarga ini memungkinkan Nathan di London menerima berita kemenangan Wellington pada Pertempuran Waterloo sehari sebelum pengantar pesan resmi pemerintah.[15] Kekhawatiran pertama Rothschild mengenai kejadian ini adalah keuntungan keuangan potensial di pasar yang menguntungkannya; ia dan kurirnya tidak langsung membawa berita ini ke pemerintah.[15] Kesaksian ini kemudian diulang lagi di berbagai tulisan terkenal, seperti tulisan Morton.[17][18] Awal dari tindakan menguntungkan Rothschild yang paling terkenal dilakukan setelah berita kemenangan Britania Raya diumumkan ke publik. Nathan Rothschild menghitung bahwa berkurangnya pinjaman pemerintah pada masa depan akibat perdamaian akan menciptakan lonjakan pada obligasi pemerintah Britania Raya setelah stabilisasi selama dua tahun, yang akan mengakhiri restrukturisasi ekonomi domestik pascaperang.[16][17][18] Dalam sesuatu yang disebut sebagai tindakan paling berani dalam sejarah keuangan dunia, Nathan langsung membeli seluruh pasar obligasi pemerintah dengan harga yang sangat tinggi sebelum menunggu selama dua tahun, kemudian menjualnya saat muncul celah lonjakan pendek di pasar pada tahun 1817 dengan keuntungan 40%. Karena kekuatan pengaruh keluarga Rothschild yang halus, keuntungan ini merupakan jumlah yang sangat besar.[16]
Nathan Mayer Rothschild awalnya memulai bisnis di Manchester, Inggris, pada tahun 1806 dan perlahan pindah ke London pada tahun 1809, tempat ia menempati 2 New Court di St. Swithin's Lane, City of London,[15] yang masih digunakan sampai sekarang; ia mendirikan N. M. Rothschild and Sons tahun 1811. Tahun 1818, ia mengatur pinjaman senilai £5 juta kepada pemerintah Prusia dan penerbitan obligasi untuk pinjaman pemerintah menjadi aktivitas utama bisnis banknya. Ia mendapatkan jabatan begitu penting di City of London sampai-sampai pada tahun 1825–6 ia mampu menyuplai koin dalam jumlah yang cukup ke Bank of England agar mereka bisa menghindari krisis likuditas pasar.
Peperangan Napoleon
JAWABAN:
Keluarga Rothschild (/[invalid input: 'icon']ˈrɒθs.tʃaɪld/, bahasa Jerman: [ˈʁoːt.ʃɪlt], bahasa Prancis: [ʁɔt.ʃild], bahasa Italia: [ˈrɔtʃild]), dikenal dengan sebutan Wangsa Rothschild,[1] atau the Rothschilds saja, adalah sebuah dinasti bankir Yahudi-Jerman di Eropa yang mendirikan berbagai bank dan institusi keuangan Eropa pada akhir abad ke-18. Lima keturunan keluarga cabang Eropa telah diangkat menjadi bangsawan Austria dan diberikan gelar baron Kekaisaran Habsburg oleh Kaisar Francis II pada tahun 1816. Keturunan lainnya dari keluarga cabang Britania diangkat menjadi bangsawan Britania Raya atas permintaan Ratu Victoria.[2][3] Selama 1800-an, pada masa puncaknya, keluarga ini diyakini memiliki kekayaan pribadi terbesar di dunia sekaligus kekayaan terbesar dalam sejarah dunia modern.[3][4][5] Kekayaan keluarga ini diduga mulai menurun, karena terbagi-bagi ke ratusan keturunannya.[6] Hari ini, bisnis Rothschild berada pada skala yang lebih kecil ketimbang pada abad ke-19, meski mereka masih bergerak di berbagai bidang, seperti tambang, bank, energi, pertanian campuran, ladang anggur, dan yayasan amal.[7][8]