perang padri fase kedua sebenarnya merupakan salah satu strategi perang belanda semacam “gencatan senjata” atau “peredaan”. mengapa demikian, apa tujuan yang ingin diraih belanda? jelaskan !

Posted on

perang padri fase kedua sebenarnya merupakan salah satu strategi perang belanda semacam “gencatan senjata” atau “peredaan”. mengapa demikian, apa tujuan yang ingin diraih belanda? jelaskan !

Jawaban Terkonfirmasi

Mapel : Sejarah

Kelas : XI SMA

Kategori : Perang
kaum Padri melawan penjajah kolonial Belanda

Kata kunci : Perang,
Padri, kolonialisme

 

Tujuan gencatan
senjata yang diadakan Belanda sebelum Perang Padri Kedua adalah
karena pemerintah
kolonial Belanda kesulitan melawan pasukan kaum Padri dibawah pimpinan Tuanku
Imam Bonjol dan karena pemerintah kolonial Belanda sedang menghadapi perang
besar di Jawa yakni Perang Diponegoro dari Kesultanan Mataram. Hal ini menyebabkan
Belanda perlu memusatkan kekuatan perangnya di Jawa untuk memenangkan Perang
Diponegoro.

 

Setelah Perang
Diponegoro yang berlangsung sekitar lima tahun berhasil dipadamkan pemerintah
kolonial Belanda dan kekuatan perangnya sudah pulih barulah kemudian Belanda
memulai perang untuk menundukkan kaum Padri di Sumatera Barat.

 

Pembahasan:

Perang Padri
merupakan perang yang berlangsung antara tahun 1803 hingga tahun 1838 di
Sumatera Barat. Perang ini terjadi antara Kaum Padri yang berasal dari kaum
ulama Islam di Sumatera Barat melawan pemerintah kolonial Belanda. Kaum Padri
dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol, Tuanku Nan Renceh, Tuanku Pasaman, Tuanku
Rao, dan Tuanku Tambusai.

 

Perang Padri
berlangsung selama dua tahap, dimana tahap pertama berakhir dengan gencatan
senjata Belanda kesulitan mengalahkan pasukan dari Kaum Padri dan juga karena
pemerintah kolonial Belanda harus memusatkan kekuatan perangnya yang sedang
kewalahn melawan pasukan Pangeran Diponegoro pada perang Diponegoro / Perang
Jawa.

 

Perang Padri akhirnya
berhasil dimenangkan oleh pasukan kolonial Belanda setelah berhasil menangkap
Tuanku Imam Bonjol yang kemudian dengan keberhasilan pasukan Belanda menembus
benteng terakhir kaum Padri di Dalu – Dalu yang dipimpin Tuanku Tambusai
sehingga Tuanku Tambusai melarikan diri bersama sisa – sisa pengikutnya ke
Negeri Sembilan di Semenanjung Malaya.