Perbedaan aliran linguistik deskriprif dengan lnguistik fungsional mengenai stidi diakronik bahasa
Generatif
Menurut teori generatif semantik, struktur semantik dan struktur sintaksis bersifat homogen, dan untuk menghubungkan kedua struktur itu cukup hanya dengan kaidah transformasi saja. Menurut semantik generatif, sudah seharusnya semantik dan sintaksis diselidiki bersama sekaligus karena keduanya adalah satu
C. Tata Bahasa Kasus
Dalam karangannya yang terbit tahun 1968 itu Fillmore membagi kalimat atas:
(1) Modalitas, yang bisa berupa unsur negasi, kala, aspek, dan adverbia; dan
(2) Proposisi, yang terdiri dari sebuah verba disertai dengan sejumlah kasus.
D. Tata Bahasa Relasional
Tokohnya David M. Perlmutter dan Paul M. Postal. Tata bahasa relasional (TR) banyak menyerang tata bahasa transformasi (TT), karena menganggap teori-teori TT itu tidak dapat diterapkan pada bahasa-bahasa lain selain bahasa Inggris. Menurut teori bahasa relasional, setiap struktur klausa terdiri dari jaringan relasional (relational network) yang melibatkan tiga macam wujud yaitu:
(a) Seperangkat simpai (nodes) yang menampilkan elemen-elemen di dalam suatu struktur;
(b) Seperangkat tanda relasional (relational sign) yang merupakan nama relasi gramatikal yang disandang oleh elemen-elemen itu dalam hubungannya dengan elemen lain;
(c) Seperangkat “coordinates” yang dipakai untuk menunjukkan pada tatara yang manakah elemen-elemen itu menyandang relasi gramatikal tertentu terhadap elemen yang lain.
4. TENTANG ALIRAN DI INDONESIA
A. Pada akhir abad ke – 19 dan awak abad ke 20 pemerintah kolonial sangat membutuhkan informasi mengenai bahasa-bahasa yang ada di bumi Indonesia untuk melancarkan jalannya. Pemerintah kolonial di Indonesia sesuai dengan masanya, penelitian bahasa-bahasa daerah itu baru sampai pada tahap deskripsi sederhana mengenai sistem fonologi, morfologi, sintaksis, serta pencatatan butir-butir leksikal beserta terjemahan maknanya dalam bahasa Belanda atau bahasa Eropa lainnya, dalam bentuk kamus.
B. Konsep-konsep linguistik modern seperti yang dikembangkan oleh Ferdinand de Saussure sudah bergema sejak awal abad XX. Namun tampaknya gema linguistik modern itu baru tiba di Indonesia pada akhir sekali tahun lima puluhan kiranya sejak kepulangan sejumlah linguis Indonesia dari Amerika Serikat seperti Anton M Moeliono dan T. W. Kamil. Kedua beliau inilah yang pertama-tama mengenalkan konsep fonem, morfem, frasa, dan klausa dalam pendidikan formal linguistik di Indonesia. Perkenalan dengan konsep-konsep linguistik ini menimbulkan pertentangan karena konsep-konsep linguitik tradisional yang sudah mendarah daging tidak begitu saja dapat diatasi. Perkembangan waktu jualah yang kemudian menyebabkan konsep-konsep linguistik modern dapat diterima.
C. Sejalan dengan perkembangan dan makin semaraknya studi linguistik, yang tentu saja dibarengi dengan bermunculannya linguis-lingui Indonesia, baik yang tamatan luar negeri maupun dalam negeri, pada tanggal 15 November tahun 1975, atas prakarsa sejumlah linguis senior, berdirilah organisasi kelinguistikan yang diberi namaMasyarakat Linguistik Indonesia(MLI). Anggotanya adalah para linguis yang kebanyakan bertugas sebagai pengajar di perguruan tinggi negeri atau swasta dan di lembaga-lembaga penelitian kebahasaan.
D. Penyelidikan terhadap bahasa-bahasa daerah Indonesia dan bahasa nasional Indonesia, banyak pula dilakukan orang di luar Indonesia.
E. Sesuai dengan fungsinya sebagai bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa negara, maka bahasa Indonesia tampaknya menduduki tempat sentral dalam kajian linguistik dewasa ini, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Pelbagai segi dan aspek bahasa telah dan masih menjadi kajian yang dilakukan oleh banyak pakar dengan menggunakan pelbagai teori dan pendekatan sebagai dasar analisis. Secara nasional bahasa Indonesia telah