Peristiwa peristiwa sebelum proklamasi dan tahun kejadiannya
Ir.Soekarno dan Drs.Moh.Hatta dibawa ke Rengasdengklok agar tidak terpengaruh oleh bangsa Jepang pd tgl 16 Agustus 1945
Jawaban:
1. Jepang Menyerah Kepada Sekutu dan Dibentuknya BPUPKI dan PPKI
Kekalahan Jepang kepada Sekutu di Perang Dunia Kedua ditandai setelah dijatuhkannya bom atom di Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan di Nagasaki pada 9 Agustus 1945. Berita kekalahan Jepang pun disambut baik oleh para rakyat Indonesia untuk segera memproklamasikan diri dan segera bebas.
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosakai didirikan sebagai persiapan kemerdekaan Indonesia dengan dipimpin oleh Radjiman Wedyodiningrat. Setelah itu BPUPKI berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Inkai dan dipimpin oleh Soekarno dan Hatta.
Pada 12 Agustus 1945 perwakilan Jepang, Marsekal Terauchi, bertemu dengan pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat di Dalat, Vietnam. Marsekal Terauchi memberitahukan bahwa Jepang akan memberikan Indonesia kemerdekaan. Namun, Sutan Syahrir medesak Soekarno dan Hatta agar Indonesia segera memproklamasikan kemerdekaan karena berpikir hadiah kemerdekaan tersebut hanyalah tipu muslihat Jepang saja.
2. Peristiwa Rengasdengklok
Golongan pemuda dan golongan tua dari para pejuang dulu sempat memiliki argumen panas menanggapi kapan seharusnya Proklamasi dilakukan. Golongan muda seperti Sutan Syahrir, Wikana, Chaerul Saleh, Sukarni selalu mendesak agar Proklamasi segera dilakukan. Mereka ingin mendapatkan kemerdekaan dengan perjuangan sendiri dan bukannya karena hadiah dari Jepang.
Pada 16 Agustus 1945 dini hari para pemuda membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Para pemuda ingin kembali meyakinkan Soekarno dan Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan dan tidak terpengaruh dengan Jepang. Mereka meyakinkan bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu dan itu adalah saat yang tepat untuk segera merdeka.
Ahmad Subardjo pun datang ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno dan Hatta serta memberi keyakinan kepada para pemuda bahwa Proklamasi akan dilakukan tapi tak boleh tergesa-gesa. Ia juga menyebutkan bahwa Proklamasi akan dilakukan pada 17 Agustus 1945 selambat-lambatnya pukul 12.00 siang.
3. Dirumuskannya Teks Proklamasi
Setelah dari Rengasdengklok, Soekarno dan rombongan kembali ke Jakarta dan segera melakukan pertemuan untuk membahas persiapan Proklamasi kemerdekaan. Pertemuan itu dilakukan di kediaman Laksamana Maeda yang saat itu menjabat sebagai Kepala Kantor Penghubung Angkatan Laut Jepang.
Di sana Soekarno, Hatta, Sukarni, Ahmad Soebardjo, Mbah Diro dan B.M. Diah melakukan rapat untuk menentukan isi teks Proklamasi. Setelah disepakati mengenai isi teks Proklamasi kemudian ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta yang menjadi wakil bangsa Indonesia sebab mereka memiliki pengaruh yang besar bagi rakyat Indonesia.
Setelah itu, Soekarno memerintahkan Sayuti Melik untuk mengetik teks Proklamasi. Dari awal rapat yang dimulai sejak dini hari pada 17 Agustus 1945, akhirnya baru diselesaikan pada pukul 04.00 pagi saat teks Proklamasi selesai diketik dan ditandatangani. Berikut ini isi teks Proklamasi yang sudah diketik oleh Sayuti Melik:
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoesaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 Tahoen '05
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno – Hatta
4. Pembacaan Teks Proklamasi
Pembacaan teks Proklamasi dilakukan pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 di kediaman Soekarno di Jl. Pegangsaan Timur No.56 Jakarta (Jl. Proklamasi) pada pukul 10.00 pagi. Para tokoh perjuangan serta rakyat Indonesia berkumpul untuk menyaksikan teks Proklamasi dibacakan dan melihat pengibaran bendera Merah Putih.
Setelah Soekarno yang didampingi Hatta membacakan teks Proklamasi, bendera Sang Saka Merah Putih yang dijahit oleh ibu Fatmawati juga dikibarkan oleh Suhud dan Latief Hendradiningrat. Saat pengibaran bendera para hadirin yang datang pun menyanyikan Indonesia Raya.
Indonesia pun dinyatakan telah merdeka dari penjajahan dengan perjuangan tak kenal menyerah dari para pahlawan. Meskipun banyak menghadapi kendala dan argumen akhirnya para tokoh bisa mempersatukan diri karena memiliki cita-cita yang sama yaitu ingin merdeka.