Pitutur serat wulangreh pupuh dandanggula pada 1-8​

Posted on

Pitutur serat wulangreh pupuh dandanggula pada 1-8​

Jawaban Terkonfirmasi

Pitutur serat wulangsih pupuh dhandhanggula (nasehat yang diberikan dalam serat wulangsih pupuh dhandhanggula) adalah bagi pendengar untuk mengutamakan ketelitian dan kesabaran dalam menggunakan bahasa.

Pembahasan

Tembang macapat adalah puisi atau syair sastra berlagu dalam bahasa Jawa yang memiliki aturan, arti, dan watak tertentu. Aturan tembang macapat yaitu:

  • Terdiri dari gatra atau baris (guru gatra).
  • Setiap gatra memiliki sejumlah suku kata tertentu (guru wilangan).
  • Setiap gatra berakhir pada bunyi sajak akhir tertentu (guru lagu).

Tembang macapat terbagi menjadi 11 jenis. Setiap jenisnya menggambarkan fase tertentu dalam kehidupan manusia. Berikut adalah jenis-jenis tembang macapat dan pengertiannya:

  1. Maskumambang, tembang yang bercerita tentang keadaan manusia saat masih dalam rahim.
  2. Mijil, tembang yang menggambarkan proses kelahiran manusia.
  3. Sinom, tembang yang menggambarkan masa kecil yang penuh harapan.
  4. Kinanthi, tembang yang menggambarkan paca pencarian jati diri (remaja).
  5. Asmaradana, tembang yang menggambarkan masa-masa penuh percintaan.
  6. Gambuh, tembang yang menggambarkan komitmen dalam perkawinan.
  7. Dhandahanggula, tembang yang menggambarkan fase kehidupan yang mapan dan sejahtera.
  8. Durma, tembang yang bercerita tentang keinginan seseorang untuk berbagi dengan sesama.
  9. Pangkur, tembang yang menggambarkan nafsu dan amarah dalam jiwa manusia.
  10. Megatruh, tembang yang menggambarkan kematian.
  11. Pocung, tembang yang menggambarkan jasad manusia.

Tembang dhandhanggula memiliki sifat yang luwes. Pada umumnya, tembung ini mengandung nasehat. Tembang dhandhanggula memiliki ciri-ciri terdiri dari 10 gatra. Adapun guru wilangan dan guru lagu dari tembang dhandhanggula adalah 10i, 10a, 8e, 7u, 9i, 7a, 6u, 8a, 12i, dan 7a.

Adapun serat wulangsih pupuh dhandhanggula berbunyi seperti berikut:

  Pamedhare wasitaning ati,

  cumanthaka aniru pujangga,

  dhahat mudha ing batine,

  nanging kedah ginunggung,

  datan wruh yen akeh ngesemi,

  ameksa angrumpaka,

  basa kang kalantur,

  tutur kang katula-tula,

  tinalaten rinuruh kalawan ririh,

  mrih padhanging sasmita.

Tembang tersebut merupakan curahan hati yang menceritakan tentang usaha sang penyair untuk meniru pujangga supaya disanjung orang dalam bahasa yang ia gunakan, namun malah banyak yang mencibir. Penyair pun memberi nasehat untuk tidak perlu berlagak seperti pujangga, selama bahasa yang digunakan menunjukkan ketelitian dan kesabaran (tliti lan sabar).

Pelajari lebih lanjut

  1. Materi tentang pengertian tembang macapat brainly.co.id/tugas/1640705
  2. Materi tentang macam-macam tembang macapat brainly.co.id/tugas/1690401

Detail jawaban

Kelas: 7

Mapel: Bahasa Jawa

Topik: Tembang Macapat

Kode: –

#AyoBelajar