PLEASE HELP ME FRIEND AKU GAK BISA JAWAB ​

Posted on

PLEASE HELP ME FRIEND AKU GAK BISA JAWAB ​

PLEASE HELP ME FRIEND AKU GAK BISA JAWAB ​

1. Iman pada qodho' dan qodar Allah

qodho' adalah ketetapan Allah sejak zaman Azali sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yang berkenan dengan makhluk

qodar adalah perwujudan atau kenyataan ketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam kadar dan berbentuk tertentu sesuai dengan iradah-Nya

antara qodho' dan qodar berhubungan erat tidak terpisahkan, seperti hubungan rencana dengan pelaksanaan

takdir ada 2 macam, yaitu :

1) taqdir mu'allaq → takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia atau dengan kata lain taqdir yang dapat berubah sesuai dengan usaha kita

contohnya : kita sudah ditakdirkan kaya, namun jika kita malas bekerja maka bukannya kita jd kaya, tp jd miskin begitu juga sebaliknya

kita ditetapkan sebagai anak pandai, jika kita malas, maka kita akan jadi bodoh , begitu pula sebaliknya

.

==============================================================

2. Takwa dan Bermanfaat. TUJUAN puasa adalah mencapai ketakwaan. Ketakwaan adalah memelihara diri dari segala yang membahayakan dan menyengsarakan hidup, dengan melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya.

==============================================================

3. Bagaimana sikap ketika berdoa?

Tentukan postur tubuh saat berdoa.

Anda boleh berdoa sambil berlutut, duduk, atau berdiri. Beberapa orang berdoa sambil berlutut untuk menunjukkan kerendahhatian di hadapan Tuhan. Hal ini dibutuhkan untuk menyiapkan hati dan pikiran sebelum berdoa. Akan tetapi, Anda boleh duduk, berdiri, bahkan berbaring saat berdoa.

==============================================================

4. Do'a

==============================================================

5. Tawakal (bahasa Arab: توكُل‎‎) atau tawakkul berarti mewakilkan atau menyerahkan. Dalam agama Islam, tawakal berarti berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan.

Imam al-Ghazali merumuskan definisi tawakkal sebagai berikut, "Tawakkal ialah menyandarkan kepada Allah swt tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepadaNya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram.

Menurut Abu Zakaria Ansari, tawakkal ialah "keteguhan hati dalam menyerahkan urusan kepada orang lain". Sifat yang demikian itu terjadi sesudah timbul rasa percaya kepada orang yang diserahi urusan tadi. Artinya, ia betul-betul mempunyai sifat amanah (tepercaya) terhadap apa yang diamanatkan dan ia dapat memberikan rasa aman terhadap orang yang memberikan amanat tersebut.

Tawakkal adalah suatu sikap mental seorang yang merupakan hasil dari keyakinannya yang bulat kepada Allah, karena di dalam tauhid ia diajari agar meyakini bahwa hanya Allah yang menciptakan segala-galanya, pengetahuanNya Maha Luas, Dia yang menguasai dan mengatur alam semesta ini. Keyakinan inilah yang mendorongnya untuk menyerahkan segala persoalannya kepada Allah. Hatinya tenang dan tenteram serta tidak ada rasa curiga, karena Allah Maha Tahu dan Maha Bijaksana.

Sementara orang, ada yang salah paham dalam melakukan tawakkal. Dia enggan berusaha dan bekerja, tetapi hanya menunggu. Orang semacam ini mempunyai pemikiran, tidak perlu belajar, jika Allah menghendaki pandai tentu menjadi orang pandai. Atau tidak perlu bekerja, jika Allah menghendaki menjadi orang kaya tentulah kaya, dan seterusnya.

Semua itu sama saja dengan seorang yang sedang lapar perutnya, sekalipun ada berbagai makanan, tetapi ia berpikir bahwa jika Allah menghendaki ia kenyang, tentulah kenyang. Jika pendapat ini dpegang teguh pasti akan menyengsarakan diri sendiri.

Menurut ajaran Islam, tawakkal itu adalah tumpuan terakhir dalam suatu usaha atau perjuangan. Jadi arti tawakkal yang sebenarnya — menurut ajaran Islam — ialah menyerah diri kepada Allah swt setelah berusaha keras dalam berikhtiar dan bekerja sesuai dengan kemampuan dalam mengikuti sunnah Allah yang Dia tetapkan.

Misalnya, seseorang yang meletakkan sepeda di muka rumah, setelah dikunci rapat, barulah ia bertawakkal. Pada zaman Rasulullah saw ada seorang sahabat yang meninggalkan untanya tanpa diikat lebih dahulu. Ketika ditanya, mengapa tidak diikat, ia menjawab, "Saya telah benar-benar bertawakkal kepada Allah". Nabi saw yang tidak membenarkan jawaban tersebut berkata, "Ikatlah dan setelah itu bolehlah engkau bertawakkal."

==============================================================

6. Sebagai orang beriman, kita harus rela menerima segala ketentuan Allah atas diri kita.

Di dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman yang artinya: Siapa yang tidak ridha dengan qadha-Ku dan qadar-Ku dan tidak sabar terhadap bencana-Ku yang aku timpakan atasnya, maka hendaklah mencari Tuhan selain Aku. (H.R.Tabrani)