Puisi yang mengadung majas

Posted on

Puisi yang mengadung majas

Sepi, gelap mencekam, hanya tersisa tubuh yang dipeluk malam, menggigil kedinginan.
Hari ini satu harapku, pelangi akan muncul tersenyum padaku.
Dompet mulai berbisik meminta untuk segera di isi.
Matahari pagi muncul menyapa orang orang yang tengah menyemai disawah..
Teriakan petir seakan hendak menghancurkan dunia
Komputer ini menyelesaikan semua tugas tugas yang diberikan padaku selama ini
Baju baju di toko itu menggodaku untuk memilikinya
Mata orang pada lukisan itu terus mengikuti dan menatapku.
Hari berjalan begitu cepat seolah tak ada jeda untuk sekedar menarik nafas dalam dalam
Tulisannya menceritakan betapa menderita kehidupannya dahulu kala
Sesekali perlu untuk berwisata ke pedesaan mendengarkan merdunya nyanyian alam.
Cahaya matahari mengintip dari balik jendela kamarku, memaksaku untuk terbangun.
Sudah dua jam lebih pemadam kebakaran bertarung melawan api di lokasi kebakaran.
Bulan dan bintang akan terus menemani perjalanan malam ini.
Tarian daun berguguran begitu indah dilihat saat senja seperti ini.
Karang besar itu menghalangi ombak yang berlarian menuju pantai
Gugusan pulau semakin tahun berkurang terkikis oleh hantaman ombak setiap hari
Terlihat awan mulai murung, bertanda hari akan hujan
Di daerah lereng kabut tebal juga dingin menyelimuti desa ketika pagi menjelang.
Langit ikut melindungi para pengunjuk rasa pada 411 kemarin
Motor tua ini mulai terbatuk batuk ketika dipakai untuk perjalanan jauh.