Ringkasan peristiwa jatuhnya konstantinopel ke tangan turki usmani
Kejatuhan Konstantinopel (bahasa Turki: İstanbul'un Fethi) adalah
penaklukan ibu kota Kekaisaran Romawi Timur, yang terjadi
setelah pengepungan sebelumnya, di bawah komando Sultan
Utsmaniyah yang
berumur 21 tahun, yaitu Muhammad
al-Fatih, melawan tentara bertahan yang dikomandoi oleh Kaisar Bizantium Konstantinus XI.
Pengepungan berlangsung dari Jumat, 6 April 1453- Selasa, 29 Mei 1453 (berdasarkan Kalender Julian),
ketika kota itu ditaklukkan oleh Utsmaniyah.
Penaklukan
Konstantinopel (dan dua wilayah pecahan lainnya segera setelah itu Bizantium)
menandai berakhirnyaKekaisaran Romawi, sebuah negara yang
telah berlangsung selama hampir 1.500 tahun, itu juga merupakan pukulan besar
untuk Kristen. Intelektual Yunani dan non-Yunani Beberapa meninggalkan kota
sebelum dan sesudah pengepungan, migrasi terutama ke Italia. Dikatakan bahwa mereka
membantu penanda dimulainya Renaisans.
Itu juga merupakan beberapa tanda akhir Abad Pertengahan oleh jatuhnya kota dan kekaisaran.[29]
Peristiwa
Kejatuhan Konstantinopel secara tidak langsung menjadi salah satu tonggak
krusial dalam peradaban umat manusia yang berdampak luas (globalisasi).
Diawali jalur
perdagangan antara Eropa dan Asia yang terputus akibat monopoli Utsmaniyah,
sehingga para saudagar di Eropa berusaha mencari cara lain untuk berdagang ke daratan Asia,[30] yang kemudian memunculkan tokoh-tokoh
penjelajah termasyhur semisal Vasco da Gama yang berhasil menemukan rute laut
menuju Asia,[31] ataupun Christopher Columbus yang mendarat di kepulauan Karibia
dalam wilayah benua Amerika,[32]meskipun
Columbus menganggap bahwa ia mendarat di daratan India. Selain itu,
penemuan benua Australia dan Antartikaoleh
kapal-kapal pelayar asal Britania Raya,[33][34] serta penyebaran teknologi mesin,
maupun adanya hegemoni kolonialismebangsa-bangsa
Eropa merupakan beberapa konsekuensi tidak langsung yang bermula dari Kejatuhan
Konstantinopel sebagai pemicu periode transisi antara Era Pertengahan dengan Era Modern.