Sebut peraturan debat parlementer
Debat parlementer merupakan salah satu contoh ajang adu gagasan tentang topik tertentu, biasanya menyangkut peraturan perundang-undangan atau kebjiakan eksekutif. Debat parlementer cukup populer belakangan ini. Awalnya, debat ini hanya dilakukan di tingkat perguruan tinggi, namun belakangan mulai merambah tingkat pendidikan atas setara SMA. Kegiatan ini sangat bermanfaat, selain menambah pengalaman para peserta dalam menyampaikan gagasan mereka, juga memperdalam penguasaan terkait topik yang diusung.
Sebagai suatu debat, ada peraturan tertentu yang harus dipenuhi dalam setiap debat parlementer. Berikut adalah peraturan-peraturan yang berlaku dalam sebuah debat parlementer:
1. Debat menghadirkan 2 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3 anggota yang saling bergiliran menjadi pembicara pertama, kedua, dan ketiga.
2. Kedua kelompok akan saling berbagi tugas. Satu kelompok akan menjadi tim pemerintah (afirmasi/positif), sementara tim yang satunya akan menjadi tim oposisi.
3. Setiap pembicara dari masing-masing tim diberi kesempatan untuk menyampaikan pandangan dalam bentuk pidato selama beberapa menit. Kemudian, pidato ini ditanggapi oleh salah satu pembicara dari kedua tim dengan pidato balasan yang sekaligus berperan sebagia penutup kasus.
4. Debat parlementer berlangsung dengan urutan pembicara sebagai berikut:
a. Debat diawali dengan pidato substantif dari tim afirmasi.
b. Selama pidato disampaikan, tim lawan dapat menyampaikan sanggahan, sampai sebelum pidato penutup disampaikan.
c. Pada saat menyampaikan pidato, pembicara berhak sepenuhnya untuk menolak atau menanggapi sanggahan dari tim lain.
d. Setiap ronde debat diarahkan oleh seorang liaison officer yang juga bertugas sebagai penjaga waktu.
e. Debat dinilai oleh sebuah dewan juri yang beranggotakan beberapa orang (jumlahnya selalu ganjil). Keputusan dewan juri tidak dapat diganggu gugat.
f. Setelah topik debat diumumkan, setiap tim diberikan waktu 30 menit untuk melakukan persiapan.
g. Selama masa persiapan, tim tidak diperkenankan menerima bantuan dari pihak manapun, termasuk menggunakan alat apapun yang terkoneksi dengan internet.
h. Selama masa persiapan, kedua kelompok hanya diperbolehkan menggunakan karya tulis dalam bentuk cetak (dokumen, majalah, buku, dan artikel).
Contoh lain tentang debat parlementer dapat kamu pelajari pada halaman berikut:
Simpulan:
Debat parlementer merupakan salah satu contoh ajang adu gagasan tentang topik tertentu, biasanya menyangkut peraturan perundang-undangan atau kebjiakan eksekutif
Kelas: X
Mata pelajaran: Bahasa Indonesia
Kategori: Fakta dan tanggapan dalam teks
Kata kunci: peraturan, debat, parlementer