Sebutkan 3 macam hubungan sosial dissosiatifdan berikan contohnya! *

Posted on

Sebutkan 3 macam hubungan sosial dissosiatifdan berikan contohnya! *

Jawaban:

Interaksi Sosial Disosiatif

Disosiatif merupakan kebalikan dari asosiatif. Bila pada proses sosial asosiatif lebih

menekankan bentuk kerja sama, proses sosial disosiatif lebih ditekankan pada bentuk

persaingan atau perlawanan.

Terdapat tiga bentuk interaksi disasosiatif, yaitu persaingan, kontravensi, dan

pertentangan.

a. Persaingan

Persaingan adalah suatu proses sosial yang terjadi di mana individu atau kelompok

saling bersaing untuk berlomba atau berkompetisi mencari keuntungan melalui bidangbidang

tertentu dengan menggunakan cara-cara yang terbuka dan adil. Misalnya,

persaingan antara dua juara kelas di satu sekolah untuk membuktikan siapa yang layak

dapat bintang sekolah. Kedua juara kelas itu akan belajar dengan sungguh-sungguh

untuk mencapai gelar tersebut. Persaingan yang terjadi antara dua orang merupakan

persaingan pribadi. Ada juga persaingan yang bersifat kelompok. Misalnya, persaingan

antara Persipura Jayapura dan Persib Bandung dalam memperebutkan tempat di putaran

final Liga Indonesia.

Persaingan berlangsung dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa

bentuk persaingan.

(1) Persaingan ekonomi, contohnya perang iklan menawarkan produk, baik di media

massa cetak maupun elektronik; persaingan memperoleh pekerjaan.

(2) Persaingan kebudayaan, contohnya sinetron dan telenovela, peminat film Avatar

lebih banyak daripada penggemar film Si Unyil, persaingan antara tontonan

tradisional seperti wayang orang dan film-film di bioskop

(3) Persaingan kedudukan dan peranan, misalnya persaingan antara para calon gubernur

dan wakil gubernur dalam pilkada.

(4) Persaingan ras, misalnya persaingan antara orang kulit putih dan orang kulit hitam

di Afrika Selatan.

b. Pertentangan

Pertentangan adalah suatu proses sosial di mana seseorang atau kelompok dengan

sadar atau tidak sadar menentang pihak lain yang disertai ancaman atau kekerasan untuk

mencapai tujuan atau keinginannya. Konflik biasanya terjadi karena adanya perbedaan

paham dan kepentingan. Hal ini dapat menimbulkan semacam gap (jurang pemisah)

yang dapat mengganggu interaksi sosial di antara pihak-pihak yang bertikai.

Pertentangan dapat terjadi pada semua lapisan masyarakat, individu atau kelompok,

mulai dari lingkungan kecil sampai masyarakat luas. Pertentangan dapat timbul karena:

(1) perbedaan pendapat, prinsip, aturan antarindividu

(2) perbedaan adat istiadat, kebudayaan

(3) perbedaan kepentingan politik, ekonomi, dan sosial

(4) perubahan sosial, disorganisasi, dan disintegrasi

c. Kontravensi

Kontravensi ialah bentuk interaksi sosial yang berada di antara persaingan dan

pertentangan. Kontravensi ditandai dengan gejala adanya ketidakpuasan terhadap

seseorang atau sesuatu. Sikap tersebut dapat terlihat jelas atau tersembunyi. Sikap

tersembunyi tersebut dapat berbuah menjadi kebencian, akan tetapi tidak sampai menjadi

pertentangan atau pertikaian.

Menurut sifatnya, bentuk-bentuk kontravensi adalah sebagai berikut.

(1) Umum: penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes,

gangguan-gangguan, perbuatan kekerasan, dan mengacaukan rencana pihak lain.

(2) Sederhana: menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui

selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian kepada pihak

lain.

(3) Intensif: penghasutan, menyebarkan desas-desus, mengecewakan pihak-pihak lain.

(4) Rahasia: mengumumkan rahasia pihak lain, perbuatan khianat.

(5) Taktis: mengejutkan lawan, mengganggu atau membingungkan pihak lain,

memaksa pihak lain dengan kekerasan, provokasi, dan intimidasi.