Sebutkan 8 bahasa dayak kalimantang tengah
Jawaban:
Palangka Raya (ANTARA New) – Hasil pemetaan bahasa daerah di wilayah provinsi Kalimantan Tengah yang dilakukan Balai Bahasa provinsi setempat selama tahun 2006 mencatat ada sedikit-dikitnya 22 bahasa daerah yang digunakan masyarakat. "Sebanyak 22 bahasa daerah di Kalimantan Tengah tersebut hasil pemetaan di daerah perbatasan maupun daerah pelosok yang sulit dijangkau," kata Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalteng, Drs Puji Santosa MHum, seusai melakukan pertemuan dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Kalteng guna membahas kerjasama kebahasaan di Palangka Raya, Kamis. Dari 22 bahasa daerah Kalteng tersebut, menurut dia, sebagian besar mencapai 55% merupakan bahasa Dayak Ngaju, sehingga bahasa Dayak Ngaju akan diusulkan sebagai bahasa daerah Kalteng, sedangkan sisanya merupakan bahasa Dayak Maanyan, Bakumpai, Banjar dan lainnya. Ia mengemukakan, pihaknya terus melakukan pemetaan bahasa-bahasa daerah di Kalteng, dan direncanakan tahun 2008 mendatang akan melakukan pemetaan terhadap 30 daerah baru khususnya di daerah perbatasan dengan propinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Puji mengemukaan, dalam melakukan penelitian bahasa daerah di Kalteng, berbagai aspek kebahasaan telah diteliti baik berkenaan dengan masalah pengajarannya maupun komponen kebahasaannya seperti fonologi, morfologi, sintaksis, sosiolinguistik, semantik, dan wacana. Hasil-hasil penelitian tersebut, lanjutnya, dapat dimanfaatkan dan dipergunakan masyarakat umum sebagai penambah wawasan kebahasaan dan kesastraan daerah. Sedangkan, menurut dia, untuk lebih memperkenalkan bahasa daerah Kalteng, Balai Bahasa propinsi Kalteng juga akan melakukan inventarisasi bahasa daerah untuk diusulkan masuk dalam kamus besar bahasa Indonesia. "Selama ini hanya ada lima kata bahasa Dayak yang dimasukkan dalam kamus besar bahasa Indonesia," ucapnya. Kelima kata bahasa Dayak Kalteng yang masuk dalam kamus besar bahasa Indonesia yaitu balian (dukun), betang (rumah keluarga yang luas ukurannya), bakas lewu (sesepuh), hantuwen (hantu), dan tiwah (upacara adat mengantar roh orang yang meninggal bagi masyarakat Dayak), katanya. Sementara itu, Ketua WPI Cabang Kalteng, HM Wahyudi F. Dirun SP, menyambut baik kerjasama kebahasan PWI dengan Balai Bahasa provinsi setempat dan akan ditindaklanjuti dengan membentuk Forum Bahasa Media Massa (FBMM) Kalteng. "Kami berharap melalui forum bahasa media massa ini, nantinya bisa lebih meningkatkan profesionalisme wartawan dalam menulis berita yang baik dan benar sesuai kaedah bahasa Indonesia," katanya menambahkan. (*)
Penjelasan: