Sebutkan beberapa tehnik pembuatan benda benda kriya yang disesuaikan dengan bahan?

Posted on

Sebutkan beberapa tehnik pembuatan benda benda kriya yang disesuaikan dengan bahan?

1. Teknik cor (cetak tuang)
Ketika
kebudayaan perunggu mulai masuk ke Indonesia, maka mulai dikenal teknik
pengolahan perunggu. Terdapat beberapa benda kriya dari bahan perunggu
seperti gendering perunggu, kapak, bejana, dan perhiasan.

Teknik cetak pada waktu itu ada dua macam:
· Teknik Tuang Berulang (Bivalve)
Teknik
bivalve disebut juga teknik menuang berulang kali karena menggunakan
dua keeping cetakan terbuat dari batu dan dapat dipakai berulang kali
sesuai dengan kebutuhan (bi berarti dua dan valve berarti kepingan). Teknik ini digunakan untuk mencetak benda-benda yang sederhana baik bentuk maupun hiasannya.


Teknik Tuang Sekali Pakai (A Cire Perdue)
Teknik
a cire perdue dibuat untuk membuat benda perunggu yang bentuk dan
hiasannya lebih rumit, seperti arca dan patung perunggu. Teknik ini
diawali dengan membuat model dari tanah liat, selanjutnya dilapisi
lilin, lalu ditutup lagi dengan tanah liat, kemudian dibakar untuk
mengeluarkan lilin sehingga terjadilah rongga, sehingga perunggu dapat
dituang ke dalamnya. Setelah dingin cetakan tanah liat dapat dipecah
sehingga diperoleh benda perunggu yang diinginkan.
Disamping
teknik cor ada juga teknik menempa yang bahan-bahannya berasal dari
perunggu, tembaga, kuningan, perak, dan emas. Bahan tersebut dapat
dibuat menjadi benda-benda seni kerajinan, seperti keris, piring, teko,
dan tempat lilin. Saat ini banyak terdapat sentra-sentra kerajinan cor
logam seperti kerajinan perak. Tempat-tempat terkenal itu antara lain
kerajinan perak di Kota Gede Yogyakarta dan kerajinan kuningan yang
terdapat di Juwana dan Mojokerto
.
2. Teknik Ukir
Alam
Nusantara dengan hutan tropisnya yang kaya menjadi penghasil kayu yang
bisa dipakai sebagai bahan dasar seni ukir kayu. Mengukir adalah
kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda yang
diukir.

Di
Indonesia, karya ukir sudah dikenal sejak zaman batu muda. Pada masa
itu banyak peralatan yang dibuat dari batu seperti perkakas rumah tangga
dan benda-benda dari gerabah atau kayu. Benda- benda itu diberi ukiran
bermotif geometris, seperti tumpal, lingkaran, garis, swastika, zig zag,
dan segitiga. Umumnya ukiran tersebut selain sebagai hiasan juga
mengandung makna simbolis dan religius.
Dilihat
dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus
(krawangan), ukiran rendah, Ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh.
Karya seni ukir memiliki macam-macam fungsi antara lain:
 a. Fungsi hias, yaitu ukiran yang dibuat semata-mata sebagai hiasan dan tidak memiliki makna tertentu.

b. Fungsi
magis, yaitu ukiran yang mengandung simbol-simbol tertentu dan
berfungsi sebagai benda magis berkaitan dengan kepercayaan dan
spiritual.

 c. Fungsi
simbolik, yaitu ukiran tradisional yang selain sebagai hiasan juga
berfungsi menyimbolkan hal tertentu yang berhubungan dengan spiritual
.

d. Fungsi konstruksi, yaitu ukiran yang selain sebagai hiasan juga berfungsi sebagai pendukung sebuah bangunan.

e. Fungsi ekonomis, yaitu ukiran yang berfungsi untuk menambah nilai jual suatu benda.