Sebutkan peran tokoh pengembang agama Islam diindonesia

Posted on

Sebutkan peran tokoh pengembang agama Islam diindonesia

1. Walisongo (Wali Sembilan
Di kalangan masyarakat Islam Jawa, banyak orang mempercayai bahwa wali yang menyebarkan Islam di Jawa berjumlah sembilan orang, sesuai dengan kata “songo”. Sebenarnya jumlah mereka tidak tepat sembilan, tetapi lebih. Namun lebih dikenal adalah sembilan wali (wali songo)

a. Sunan Gresik (Malik Ibrahim, Maulana)

Maulana Malik Ibrahim atau Syekh Magribi yang dalam babad Jawa disebut Makdum Brahim Asmara.
Beliau adalah saudara Maulana Ishak dengan memperistri putri Campa dan melahirkan dua orang putra, yaitu Raden Rahmat (Sunan Ampel) dan Syaid Aki Murtadha atau Raden Santri. Beliau adalah putra dari Raden Jumadil Qubro.

Maulana Malik Ibrahim datang ke Jawa tahun 1404 M yang menurut Babad Tanah Jawi bukan datang dari Campa, tetapi menurut namanya beliau berasal dari Samarkandi di Asia Kecil. Pernyataan dari Babad Tanah Jawi tidak bertentangan, sebab dari Asia Kecil beliau bermukim dulu di Campa.

Maulana Malik Ibrahim menyebarkan agama Islam dengan cara melayani kebutuhan sehari-hari masyarakat yang diajaknya. Beliau dakwah dengan diplomasi yang ulung, tidak menyinggung perasaan orang yang didakwahnya, bahkan membesarkan hati. Hal tersebut menunjukkan betapa tinggi ilmu yang dimiliki oleh syekh Maulana Malik Ibrahim. Hal ini dapat diketahui dalam kisah-kisah yang pernah dialaminya, misalnya dalam kisah tentang Kepala perampok. Maulana Malik Ibrahim tidak turun sendiri dalam menghadapinya, tetapi murid-muridnya saja dapat mengalahkan kepala perampok. Maka, dapat disimpulkan betapa saktinya dia

Maulana Malik Ibrahim wafat tahun 1419 M dan dimakamkan di Gresik pada nisanya terdapat tulisan Arab yang menunjukkan bahwa dia adalah seorang penyebar agama yang cakap dan gigih. Dalambahasa Indonesia tulisan itu berbunyi :”inilah makam almarhum almagfur yang berharap rahmat Tuhan, kebanggaan para pangeran, sendi pada sultan dan para menteri, penolong para fakir miskin, yang berbahagia dan syahid cemerlangnya simbol negara dan agama” Maulana malik ibrahim terkenal dengan nama Kake Bantal.

b. Sunan Ampel (Campa Aceh, 1401- Ampel, Surabaya 1481 M)

Nama aslinya Raden Rahmat. Ia adalah putra Maulana Malik Ibrahim dari istrinya bernama Dewi Candrawulan.
Sunan Ampel adalah penerus cita-cita serta perjuangan Maulana Malik Ibrahim dan terkenal sebagai perencana pertama kerajaan Islam di Jawa; ia memulai aktivitasnya dengan mendirikan pesantren di Ampel Denta, dekat Surabaya, sehingga ia dikenal sebagai pembina pondok pesantren pertama diJawa Timur. Di pesantren inilah Sunan Ampel mendidik para pemuda Islam untuk menjadi tenaga da’i yang akan disebar ke seluruh Jawa. Diantara pemuda yang dididik itu tercatat antara lain Raden Paku yang kemudian terkenal dengan nama Sunan Giri, Raden yang kemudian menjadi sultan pertama kesultanan Islam di Bintoro, demak, Raden Makdum Ibrahim (Putra Sunan Ampel sendiri) yang kemudian dikenal dengan nama Sunan Bonang Syaridudin yang kemudian dikenal dengan Sunan Drajat, Maulana Ishak yang pernah diutus ke daerah blambangan untuk mengislamkan rakyat di sana dan banyak lagi mubalig yang mempunyai andil besar dalam Islamisasi Pulau Jawa.

Sunan Ampel tercatat sebagai perancang Kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa dengan ibu kota di Bintoro, Demak. Dialah yang mengangkat Raden Fatah sebagai sultan pertama Demak, yang dipandang punya jasa paling besar dalam meletakkan peran politik umat Islam di Nusantara. Disamping itu Sunan Ampel juga ikut mendirikan Masjid Agung Demak pada tahun 1479 bersama wali-wali yang lain. Ketika mendirikan Masjid tersebut, para wali mengadakan pembagian tugas. Sunan Ampel diserahi tugas memuat salah satu dari saka guru (tiang kayu raksasa) yang kemudian dipasang di bagian tenggara. Tiga tiang besar yang lain dikerjakan oleh Sunan Kalijaga untuk tiang sebelah timur laut (bukan berupa tiang utuh, tetapi berupa beberapa balok yang diikat menjadi satu yang disebut “saka tatal”) Sunan Bonang untuk tiang sebelah barat timur, Sunan Gunung Jati untuk tiang sebelah barat daya, sementara bagian-bagian lain masjid dikerjakan oleh para wali yang lain