Sebutkan unsur2 yang terkandung dalam pencak silat
Pertama, unsur kekayaan gerak (wiraga) yaitu kekayaan gerak atau
jurus-jurus yang dimiliki oleh seorang pesilat selama belajar di
perguruannya, sehingga penampilannya menjadi tidak monoton atau
membosankan apabila tampil di atas pentas (terutama dalam pertandingan
seni pencak silat), tetapi apabila dalam kaulan (spontanitas) pada acara
hajatan unsur kekayaan geraknya tidak begitu diperhatikan pesilat yang
penting pesilat mampu memperagakan gerakannya dengan baik dan benar
sesuai dengan kaidah pencak silat karena tidak terikat oleh sistem
penilaian dari juri seperti dalam pelaksanaan pertandingan pencak silat
seni.
Kedua, unsur irama (wirahma) atau musik, unsur inilah
yang membedakan aspek seni dengan aspek yang lain dalam pencak silat.
Gendang Pencak adalah merupakan sejenis alat musik tradisional yang
biasa dipakai mengiringi pesilat yang tampil di atas panggung atau
pentas dan alat tradisional ini sering digunakan dalam pertandingan
pencak silat seni dan acara khitanan atau acara kesenian daerah lainnya,
daerah – daerah yang masih mempergunakan peralatan tradisional ini di
antaranya, daerah Bogor, Sukabumi, Bandung, Cianjur, Garut, dan banyak
lagi daerah lainnya di Jawa Barat.
Seperangkat peralatan pengiring seni pencak silat atau lebih dikenal dengan nama kendang pencak silat adalah:
1. Gendang induk, (Kendang indung)
2. Gendang anak, (kendang anak)
3. Kulanter (kendang kecil)
4. Terompet (tarompet)
5. Goong (Gong)
Gendang pencak dimainkan oleh 4 (empat) orang penabuh (nayaga/wiyaga).
Mereka mempunyai tugas masing-masing dalam pelaksanaannya sehingga
gendang pencak silat mempunyai nilai seni kedaerahan yang khas dan
selain itu mempunyai nilai keindahan, etika, dan estetika. Adanya
keserasian dari irama gendang, terompet, dan gong yang mengeluarkan
bunyi tersendiri membuat orang yang mendengarnya menjadi kagum apalagi
apabila irama ini sambil dihayati, dinikmati, dan dirasakan akan
memiliki nilai seni yang sangat tinggi. Ada beberapa kelebihan dari
penabuh kendang pencak silat yang sudah berpengalaman selain mampu
mengiringi ibing pencak silat yang sudah dirancang sebelumnya, ia mampu
mengiringi gerakan-gerakan lain yang tidak dirancang sebelumnya atau
gerakan beladiri lain diluar pencak silat yang ingin mencoba diiringi
oleh tabuhan kendang pencak silat, biasanya penabuh mempergunakan irama
padungdung karena irama ini dianggapnya lebih mudah bila dibandingkan
dengan irama paleredan atau tepak dua. Apabila pesilat yang sedang
tampil di atas pentas tiba-tiba melakukan kesalahan maka iramanya tidak
akan cocok dengan gerakan yang ditampilkan, dan yang melihat akan
menilai bahwa penampilan pesilat tadi belum paham dengan irama gendang
pencak yang mengiringinya. Oleh karena itu, seorang pesilat seni sebelum
tampil di atas pentas perlu latihan lebih dahulu dengan tekun dan
serius serta harus peka terhadap gerakan – gerakan yang akan
ditampilkannya di atas pentas serta diwajibkan memperhatikan
patokan-patokan irama ibing pencak silat yang sudah ada, misalnya ibing
paleredan, tepak dua, tepak tiga, padungdung, dan lain sebagainya.
Ketiga, unsur penjiwaan gerak (wirasa) yaitu salah satu unsur yang
sangat penting dimiliki oleh seorang pesilat karena penjiwaan gerak ini
sulit dipelajari dan dipahami pesilat di samping memerlukan waktu yang
cukup lama. Penjiwaan gerak merupakan salah satu unsur yang mempunyai
nilai seni beladiri tinggi dalam aspek pencak silat seni. Oleh karena
itu, pesilat dituntut harus menguasai arti dan makna gerak pencak silat
yang sebenarnya, serta mengerti maksud dan tujuan dari jurus-jurus dan
teknik-teknik pencak silat yang dipelajarinya.
Di samping
unsur-unsur tersebut di atas, ada faktor pendukung lainnya yang tidak
bisa dipisahkan dari aspek seni pencak silat, antara lain pakaian pencak
silat, pakaian pencak silat di Jawa Barat umumnya disebut pangsi,
pangsi dipakai oleh seorang pesilat pada waktu pentas (tampil) dalam
pertandingan, latihan, ujian kenaikan tingkat, dan pada upacara-upacara
tertentu. Tokoh-tokoh pencak silat biasanya memakai pangsi warna hitam
dengan ikat kepala barangbang semplak atau peci, ikat pinggang kulit
atau kain sarung, namun sekarang pakaian pencak silat sudah dikemas
sedemikian rupa disesuaikan dengan kebutuhan, termasuk warna pakaian
tidak selalu hitam-hitam, begitupun dalam sabuk (ikat pinggang)
disesuaikan dengan tingkatan masing-masing, terutama dalam pertandingan
pencak silat seni.