SENGSARA MEMBAWA NIKMAT(karya: Tulis Sutan Sati)

Posted on

Setelah jenang masuk ke tengah medan, maka segala pemain pun datanglah bersalam dengan hormatnya, akan mengenalkan diri masing-masing. Kemudian segala pemain berdiri berkeliling, membuat sebuah bundaran di medan itu. Jenang yang berdiri di tengah medan, lalu melihat berkeliling, memperhatikan pemain yang berdiri di medan itu. "Engku Muda Kacak!" kata jenang sekonyong-konyong, "Permainan akan kita mulai."Perkataan jenang yang demikian itu sudah cukup untuk menjadi sindiran kepada pemain, agar segera memperbaiki kesalahannya. Kacak kemalu-maluan, tetapi apa hendak dikatakan, karena di medan itu jenang lebih berkuasa daripada dia. Dengan muka merah dan menggigit bibir karena malu dapat teguran jenang, Kacak melihat ke kiri-ke kanan, ke muka dan ke belakang, lalu memperbaiki tegaknya. Segala pemain yang lain insaf pula akan arti sindiran itu, lalu mereka memperhatikan betul tidaknya tempat ia berdiri. Syukurlah hanya kacak seorang yang tidak sempurna tegaknya di medan itu. Sesudahnya jenang memperbahasakan tamu, yaitu memberikan raga supaya disepakkan lebih dulu, permainan pun di mulailah. Jenang menyepak raga, lalu berkata, "Bagian Engku Muda Kacak!" Maka Kacak pun bersiap menanti raga. Dengan tangkas, raga itu disepaknya tinggi ke atas, lalu berkata, "Bagianmu, Midun!" Midun bersiap serta memandang ke arah suara itu datang. Nyata kepadanya, bahwa yang berseru itu Kacak. Dengan tidak menanti anak raga, lalu Midun mempertubi-tubikan sepaknya sampai sepuluh kali. Sudah itu disepakkannya pula ke arah Kacak, lalu berkata, "Sambutlah kembali, Engku Muda!" Kacak melihat hal Midun dengan kepandaiannya itu tidak bersenang hati. Ia berkata dalam hatinya, "Berapa kepandaian mu, saya lebih lagi dari engkau." Ketika raga tinggi melambung, ia memandang ke atas serta menganjur langkah ke belakang. Maksudnya akan mencari alamat, dan hendak melompat sambil menyepak raga, tetapi celaka! Ketika ia akan menyepak; kakinya yang sebelah kiri tergelincir, lalu Kacak… bab, jatuh terenyak. Segala yang main, baik pun si penonton semuanya tersenyum sambil membuang muka.
>Pertanyaanya
1.identifikasikan hal haldalam novel tersebut terkait dengan
A. kebiasaan para tokoh yg tercermin dalam novel tersebut
B. adat istiadat yg tersirat dari. cerita novel tsb
C. etika yg berlaku di masyarakat dlm novel tersebut
D. cara para tokoh tsb menggunakan perasaanya
E. pola pikir para tokoh dalam novel tsb

nb: bukan pilihan ganda, jadi mohon dg rendah hati untuk mengisinya

SENGSARA MEMBAWA NIKMAT(karya: Tulis Sutan Sati)

A. – pemuda memainkan permainan sepak raga (prmainan bola kaki)
Masih jaman penjajahan Belanda
Hampir semua pemuda di daerah tersebut mengenal ilmu bela diri
Banyak penduduk yang tidak bisa membaca
B. – oleh yang meninggal menjadi hak/diambil alih oleh keluarga asal bukan keluarga setelah menikah (Sumatra)
Aturan adat sangat ketat, dan bagi yang melanggar hukumannya berat
Penyerahan kekuasaan terhadap penerusnya dalam suatu daerah diserahkan oleh pemegang jabatan/kekuasaan sebelumnya
C. – Agama dijunjung tinggi(terutama Islam).
Kehidupan masyarakatnya bergotong royong
Penguasa sering semena-mena, bahkan berbuat kejam.
D. menghayati setiap apa yg mereka kerjakan
E. pola pikir orang zaman dahulu yg kolot