Serangan kerajaan demak ke malaka dibawah pimpinan dipati unus bertujuan untuk
Setelah Malaka jatuh ke tangan Portugal pada 1511, Sultan Malaka yang mengungsi di Pulau Bintan meminta bantuan kepada Dinasti Ming di China dan kesultanan-kesultanan Muslim di Nusantara untuk merebut kembali Malaka.
Pati Unus sangat mengerti bahwa kekuatan utama Portugis adalah pada armada lautnya. Portugis memiliki kapal yang kuat, bahkan lebih kuat dibandingkan dengan kapal Majapahit. Selain itu, Portugis sudah menggunakan meriam yang dipasang di masing – masing kapal di mana pada waktu itu meriam adalah senjata pamungkas yang tidak bisa ditandingi oleh senjata apapun.
Oleh karena itu, langkah pertama Pati Unus adalah menghidupkan kembali kekuatan armada Majapahit yang tertidur lama pada saat masa – masa perebutan kekuasaan (Perang paregreg, Perang. Kapal – kapal baru tersebut juga dilengkapi dengan Cetbang, yaitu meriam api, di mana kapal dan cetbang juga merupakan kekuatan andalan Armada Majapahit. Pusat produksi kapal-kapal ini adalah Semarang, dan Jepara, dengan bantuan orang-orang Muslim Tionghoa lokal.[1]
Mengusir Portugis Dari Wilayah Malaka