setiap daerah memiliki keunggulan yang berbeda dengan daerah lain keunggulan komparatif yang dimiliki Lampung adalah​

Posted on

setiap daerah memiliki keunggulan yang berbeda dengan daerah lain keunggulan komparatif yang dimiliki Lampung adalah​

Jawaban:

POTENSI sumber daya alam yang sekaligus merupakan basis kekuatan ekonomi Lampung bertumpu pada subsektor perkebunan, pertanian, tanaman pangan, peternakan, dan kehutanan. Sejumlah penelitian menunjukkan pengembangan komoditas yang bermanfaat untuk mendongkrak kesejahteraan ekonomi masyarakat, di antaranya padi, tebu, jagung, unggas, dan kopi. Komoditas lainnya yang juga potensial untuk dikembangkan adalah ubi kayu (singkong), lada, kelapa, pisang, kopi, dan kelapa sawit, selain peternakan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2005 menunjukkan share sektor pertanian dalam produk domestik regional bruto (PDRB) untuk Provinsi Lampung mencapai 37%, jauh lebih tinggi dibanding rata-rata nasional sebesar 15% PDB (produk domestik bruto). BPS Lampung juga mencatat nilai ekspor Lampung pada April 2013 mengalami kenaikan sebesar 55,7 juta dolar AS dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya, yakni 234,7 juta dolar AS. Tercatat empat golongan barang utama ekspor Lampung sampai April 2013 yakni golongan lemak dan minyak hewani/nabati (CPO), golongan kopi, teh, rempah-rempah, golongan bubur kayu/pulp, dan golongan ikan/udang. Sementara itu, data BKPM menunjukkan dalam hal produksi pertanian, produk unggulan pada subsektor tanaman pangan adalah padi, jagung, ubi kayu, pisang, jeruk, nanas, dan rambutan, subsektor perkebunan adalah kopi, kelapa, tebu, karet, dan lada. Sedangkan untuk subsektor peternakan, komoditas unggulan adalah kambing dan unggas (pedaging atau petelur), serta subsektor perikanan laut dan ikan air tawar. Sejauh ini, potensi sumber daya ekonomi belum memberikan manfaat signifikan dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Data menunjukkan masih banyak warga Lampung yang terjerat dalam penjara kemiskinan. Jadi, apa sesungguhnya permasalahan yang memicu tingginya angka kemiskinan tersebut? Bila ada faktor pemicu meningkatnya angka kemiskinan, mesti segera dicarikan solusi komprehensif dan tuntas. Asumsi yang paling mungkin untuk menjawab faktor pemicu kemiskinan itu adalah belum “nyambungnya” praktik industrialisasi dengan pelembagaan nilai-nilai kearifan lokal (local wisdom) di bumi Lampung. Bukankah mesin industrialisasi hanya akan melahirkan kerakusan kapitalisme (konsumerisme dan hedonisme) jika tidak diimbangi dengan kearifan lokal sebagai penyaring dampak negatif industrialisasi? Agrobisnis dan Investasi Berkelanjutan Keunggulan komparatif ekonomi (subsektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan lain-lain) yang dimiliki Lampung, semestinya menjadi modal dasar Lampung untuk memacu pertumbuhan ekonomi, baik dalam perspektif regulasi ekonomi lokal maupun dalam konteks laku ekonomi riil. Berdasarkan uraian perihal keunggulan komparatif ekonomi Lampung, faktor kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal adalah pengembangan sistem “agrobisnis” yang ditandai dengan korelasi antara subsektor pertanian dan manufaktur berikut jasa-jasa penunjang sebagai ikutannya. Sebuah hasil penelitian mengonfirmasikan melalui pendekatan “akumulasi investasi”, dapat terjadi efisiensi yang memberi daya dorong terhadap capaian kesejahteraan. Dengan kata lain, sistem agrobisnis memberi ruang bagi tersedianya alternatif investasi, sekaligus memberi manfaat ekonomis dalam hal produksi, nilai tambah, dan pendapatan, sekaligus manfaat sosial, yakni teraksesnya jumlah tenaga kerja secara memadai. Kearifan Lokal Kohesivitas nilai-nilai budaya lokal Nusantara dengan modernisasi yang sejatinya merupakan manifestasi pertukaran peradaban global (di antaranya Barat, Timur Jauh, dan Arab), harus diakui menjadi bagian dari pembentukan identitas ke-Indonesiaan. Hal mana yang acap diterminologikan sebagai “inkulturasi” (percampuran/kohesivitas) antarbudaya. Inilah kekuatan historis bangsa Indonesia yang tidak boleh dilupakan. “Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Jasmerah!“ ujar mendiang Bung Karno semasa masih memimpin bangsa besar ini. Dalam konteks Lampung, salah satu kekuatan kearifan lokal yang berurat-akar di wilayah ini adalah “multikulturalisme” yang sejatinya merupakan kekuatan dasar bertumbuhkembangnya nasionalisme Indonesia