Sistem perekonomian apa yang dianut negara Kuwait?

Posted on

Sistem perekonomian apa yang dianut negara Kuwait?

​Profile ekonomi Kuwait pada tahun 2017 cukup baik, ditengah-tengah situasi dan kondisi sebagian negara-negara Arab yang dilanda krisis, akibat pergolakan politik dalam negeri masing-masing, yang dikenal dengan istilah "Arab Spring", dan menurunnya harga minyak dunia, Kuwait dapat mempertahankan dan meningkatkan kondisi ekonominya.

Menurut situs HowMuch.net, Kuwait berada di urutan keenam di antara 100 negara dalam mengekspor minyak yang menghasilkan US$ 30,7 Milyar pada tahun 2016 dengan market sharing 4,5 persen. Dengan tingkat produksi saat ini, cadangan minyak tersebut dapat bertahan hingga 90 tahun.

Perekonomian Kuwait sangat bertumpu pada sektor minyak. Sektor minyak menyumbang sekitar 90% total penerimaan Pemerintah dan 95% total ekspor Kuwait. Kapasitas produksi minyak Kuwait saat ini berkisar 3 juta barrel per hari, namun Pemerintah Kuwait telah menargetkan untuk meningkatkan kapasitas produksinya hingga 4 juta barrel per hari pada tahun 2020.

Selama 15 tahun berturut-turut, tingginya rata-rata harga minyak dunia di atas US$100 barrel telah menyebabkan Kuwait selalu mengalami surplus anggaran.   Pada tahun fiskal 2013-2014, surplus anggaran Kuwait mencapai US$45 milyar.  Pada tahun fiskal 2012-2013, surplus anggaran mencapai US$45,3 milyar, dan pada tahun fiskal 2011-2012 surplus anggaran mencapai US$47 milyar. Tahun fiskal Kuwait dimulai pada tanggal 1 April dan berakhir pada tanggal 31 Maret.  

Merosotnya harga minyak juga membuat Pemerintah Kuwait membahas kemungkinan langkah-langkah kebijakan yang lebih luas untuk mengurangi ketergantungan atas minyak antara lain mereview mekanisme penetapan harga barang dan jasa umum, mereview biaya yang diberlakukan oleh Pemerintah untuk jasa, menarik pajak keuntungan dari perusahaan nasional yang selama ini hanya berlaku untuk perusahaan asing, mempertimbangkan pemberlakuan sebagian bentuk pajak tidak langsung atas konsumsi barang-barang yang tidak primer serta memberlakukan tarif penggunaan sebagian ruas jalan utama.

Gerak Kuwait ke arah diversifikasi ekonomi ditandai dengan pencanangan visi Emir Kuwait, Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah, untuk menjadikan Kuwait sebagai hub perdagangan dan keuangan dunia pada tahun 2025. Visi tersebut kemudian dijabarkan dalam rencana pembangunan lima tahunan yang dimulai dengan Rencana Pembangunan 2010-2014 kemudian dilanjutkan dalam Rencana Pembangunan 2015/2016-2019/2020.

Beberapa Proyek Utama Kuwait diantaranya: Proyek Produksi Bahan Bakar Lingkungan senilai US$ 16 Milyar; Kilang Zour Baru senilai US$ 4,2 Milyar; Al – Abdaliah Integrated Solar Station dengan Shared Cycle System senilai US$ 720 Juta; Pengembangan kedalaman Ladang Faris untuk Minyak Berat – Tahap I seniai US$ 4,2 Milyar; Perluasan Kompleks Al Shaqaya untuk Energi Terbarukan senilai US$ 643 juta; Proyek Zour 2030 senilai US$ 7 Milyar; Pusat Perakitan no. 32 di Ladang Burgan senilai 1,3 Milyar; Proyek Pembangkit Listrik Al-Sabia – Tahap III senilai US$ 208 Juta; Proyek konversi stasiun Zour Selatan – Tahap III senilai US$ 200 Juta; Proyek Energi surya Dabdaba untuk Sektor Minyak senilai US$ 1,2 Milyar.

PERDAGANGAN

Kebutuhan sehari-hari masyarakat Kuwait serta barang-barang konsumsi primer, sekunder, dan tersier lainnya mayoritas diimpor dari luar negeri. Pada tahun 2016, nilai impor Kuwait sebesar KD 9,297 milyar turun dibanding tahun 2015 sebesar KD 9,316 milyar  yang meningkat dibanding tahun 2014 sebesar KD 8,829 milyar. Pada tahun 2017, nilai impor Kuwait KD 4,973 milyar meningkat pada semester pertama dibanding tahun 2016 sebesar KD 4,641 milyar. Produk impor terbesar Kuwait kendaraan bermotor, telepon, emas dan permata.

Negara yang menjadi tujuan ekspor produk Kuwait adalah India, Saudi Arabia, United Arab Emirates, Cina, Iraq, Qatar, Rusia, Oman, Pakistan Amerika dan Indonesia (urutan ke 11). Sedangkan Negara pengimpor Kuwait adalah Cina, Amerika, Emirat Arab, Jepang, Jerman, India, Saudi, Itali Korea, Perancis dan Indonesia di urutan ke-30.

Dari hasil survey pasar oleh para pelaku usaha Indonesia yang datang langsung ke Kuwait, produk furniture, khususnya untuk office furniture mendapat market di Kuwait meski menghadapi pesaing utama, seperti Cina dan Malaysia. Selain retail, produk furniture ini dapat memasuki pasar Kuwait melalui proyek pengadaan furniture sebagaimana yang ditawarkan oleh Kharafi Global Trading Co.