“Tara mau apa sayang?” Tanya sang Bunda.
“Gak Bunda Tara gak mau apa-apa” Jawab Tara.
Mendengar Tara yang tidak menerima tawaran sang Bunda, sang Bunda meneteskan air mata.
“Bunda kenapa menangis?” tanya Tara.
“gak sayang Bunda gak nangis kok, cuma mata Bunda pedih kena debu”
“Bunda jangan nangis ya, Tara aja gak nangis kok,”
“ya sayang,”
Sepulangnya dari taman Tara dan Bunda mampir ke toko mainan tempat biasa Tara membeli mainan, dengan riang Tara yang duduk di kursi roda memilih mainan, akhirnya dapatlah boneka berbie kesayangannya, Tara pun pulang dengan senang.
Enam bulan berlalu kondisi Tara makin menurun kemoterapi yang dijalaninya selama ini tidak terlalu memuaskan. Karena kanker yang diderita Tara cukup ganas dan makin menjalar, akhirnya Tara harus dilarikan ke rumah sakit. Tara makin tidak berdaya di ruang perawatan Bunda terus menangis, seketika Tara terbangun dari tidurnya dan melihat Bundanya yang sedang menangis, dengan halus Tara berkata.
“Bunda jangan nangis, tadi Tara ketemu Eyang kata Eyang Tara harus ikut Eyang, Eyang sendirian Bunda kasihan Eyang Bunda Tara mau temenin Eyang”
“gak sayang Eyang cuma ajak Tara main aja kan Tara mau jalan-jalan lagi sama Ayah” jawab Bunda sambil menangis.
Ayah Tara hanya bisa diam mendengar ucapan Tara.
Dua hari di rumah sakit keadaan Tara tidak ada perubahan dan akhirnya Tara meninggal di pelukan Bunda. Sebelum menutup mata Tara sempat meminta sang Bunda untuk mengambilkan kertas gambar dan crayon dan dia menggambar Ayah dan Bundanya dan di salah satu sisi kertas gambar dia menggambar sosok Kakeknya sedang menunggu dan Tara yang sedang berjalan menuju Kakeknya.
Carilah alur ,latar,tema,tokoh dan sifat tokoh!
Sungguh malang seorang anak yang berusia 5 tahun harus menerima kenyataan, tubuhnya yang mungil harus merasakan sakit. Kanker otak yang menyerang dengan kondisi antibody yang kurang menjadikannya lemah dan tak berdaya. Suatu ketika sang Bunda merasa sedih anaknya yang masih kecil harus mengalami sakit yang amat menyiksa, karenanya sang Bunda membawanya jalan-jalan ke taman kota. Dengan rasa sedih berusaha menghibur Tara, begulah sang Bunda memanggilnya.
Alur: Maju mundur
Latar: taman, toko mainan, dan rumah sakit
Tema: seorang anak yang periang meski sakit keras
Tokoh: Bunda, tara, ayah, eyang, kakek