Syarat untuk menjawab soal :

Posted on

● Dilarang jawaban berupa komentar spam atau asal²an.
● Dilarang copas jawaban dari google.
● Jawabannya harus disertai dengan penjelasan yang masuk akal.​
●Big poin
●Jawab 1 sampai 5 lengkap​

Syarat untuk menjawab soal :

Syarat untuk menjawab soal :

Jawaban:

1.Rahmat bagi seluruh Alam ²

2. 1) kekaisaran Nasrani Byzantium,

2). Dinasti Himyar yang berkuasa di Arab bagian selatan.

3).kekaisaran Persia

3.Fungsi pasar pada masa jahiliyah adalah sebagai tempat para penyair membaca syair-syairnya, majikan memerdekakan hamba sahayanya, atau orang-orang yang meminta perlindungan.

Selain itu, pasar juga menjadi tempat orang yang berselisih mencari keadilan, mencari informasi, pertemuan para pembesar kabilah, dan memamerkan atau membangga-banggakan kabilahnya.

bahkan Nabi Muhammad shallallahu alami wasallam pernah datang untuk berubah dakwah.

4.

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

"dan kami tidak mengutus kamu melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui " (QS. Saba' : 28

5.4 tahun dan ada yg berpendapat 4 tahun³

Penjelasan:

²Kata al-’âlamîn adalah bentuk plural dari kata ‘âlam. Dalam madzhab ahlussunnah wal jamâ’ah, ada sebuah definisi bahwa ‘âlam adalah mâ siwâ Allah (segala sesuatu selain Allah). Untuk itu, ‘âlamîn adalah setiap hal apapun yang ada di jagad raya ini selain Allah. Sebagaimana ketika kita mengartikan kata ‘âlamîn dalam surat al-Fâtihah dengan “seluruh alam”.

Nabi Muhammad diutus Allah tidak lain dan tidak bukan hanya untuk menjadi rahmatan lil ‘âlamín.

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

Artinya: “tidaklah saya (Allah) mengutusmu melainkan sebagai rahmatan lil ‘

Namun, ketika mendefinisikan kata ‘âlamîn dalam surat Al-Anbiyâ’ ini, setidaknya para ahli ta’wil terpecah menjadi dua kelompok. Pertama, mereka mengartikan kata ‘âlamîn sebagaimana makna diatas. Kedua, mengartikan kata ‘âlamîn dengan “hanya orang-orang yang beriman dan percaya kepada Nabi Muhammad Saw”. Ketika Al-Thabarî dalam tafsirnya dihadapkan oleh dua pendapat ini, beliau menyebutkan bahwa yang paling utama, atau kira-kira yang paling mendekati kebenaran, adalah pandangan yang pertama, yakni tidak membatasi hanya bagi orang-orang yang beriman.

Ibnu Hajar Al-’Asqalânî dalam Fath Al-Jawâd menyebutkan statement menarik terkait masalah ini. Menurutnya, rahmat bagi orang yang beriman berkaitan dengan hidayah yang telah Allah berikan hingga dengan hidayah tersebut orang-orang muslim mulai menapaki jalan menuju keselamatan abadi, yakni surga.

Sementara, rahmat bagi orang-orang munafiq adalah jaminan terjaganya nyawa mereka. Hal tersebut bisa diperhatikan lebih lanjut dalam pembahasan terkait keputusan Nabi mengapa tidak menghukum mati orang-orang munafiq. Sedangkan rahmat bagi orang-orang non-muslim adalah menghadang agar Allah tidak mengadzab atau menjatuhkan bencana selama mereka masih hidup. Tidak seperti umat-umat sebelum Nabi Muhammad diutus.

Terkait dengan makna rahmat yang ketiga, Allah memberi legitimasinya dalam Al-Qur’an.

Allah berfirman,

وَ مَا كَانَ اللهُ يُعَذِّبَهُم وَ اَنتَ فِيهِم

Artinya: “tidaklah Allah akan mengadzab mereka sedangkan engkau (Muhammad) berada diantara mereka” (QS. Al-Anfâl: 33).

³ada yang berpendapat 3 tahun dan ada pula yang berpendapat 4 tahun[1]. Saat Rasūlullāh ﷺ berdakwah secara sembunyi-sembunyi, maka secara tabi’at dan alami, beliau akan memulai dakwah dari orang yang terdekat terlebih dahulu, orang yang mengenal dan mengetahui seluk beluk kehidupan Nabi ﷺ, serta mengetahui bagaimana akhlak Beliau. Oleh karenanya, Beliau mendakwahi orang-orang yang mencintainya terlebih dahulu. Inilah metode dakwah Nabi ﷺ, karena dakwah akan sulit diterima oleh orang yang membenci kita.

maaf kalau salah