Teknik pengolahan pangan yg digunakan asinan
1. Proses Pengolahan Asinan
Asinan buah sebenarnya tidak memiliki aturan pasti mengenai bahan utama yang dipergunakan. Segala jenis buah yang memungkinkan dapat dijadian asinan, seperti mangga, salak, kedondong, jambu, apel, nanas, mentimun dan lainnya. Namun yang paling umum dijadikan asinan adalah mangga, kedondong, salak, nanas dan bengkuang. Pengolahan asinan meliputi persiapan buah dan persiapan kuah asinan. Setiap jenis buah memerlukan perlakuan yang berbeda, untuk mendapatkan kualitas terbaik. Misalnya saja untuk pengolahan Bengkuang.
Buah-buahan yang akan digunakan disortir, dipilih buah yang utuh dan tidak busuk.
Dilakukan pencucian dengan air bersih hingga bersih.
Pengupasan dan pemotongan buah. Ukuran potongan buah
sesuaikan dengan kebutuhan.
Potongan buah direndam dalam larutan kapur 4% selama 2 jam.
Potongan buah ditiriskan kemudian direndam dalam larutan cuka 1% (dalam air matang) selama 1 jam.
Potongan buah ditiriskan dan dibilas air matang.
Dari beberapa macam buah yang digunakan proses yang berbeda hanya pada saat perendaman. Misalnnya Potongan buah kedondong ditiriskan kemudian direndam dalam larutan garam 2% selama 24 jam, Potongan buah nenas dan pepaya direndam dalam larutan kapur 0.2% selama 2 jam.
2. Pembuatan Kuah Asinan
Didihkan air dan masukkan gula pasir, cabai merah dan cabai rawit halus, garam dan asam jawa. Masak hingga gula dan asam jawa larut, angkat dan biarkan hingga dingin. Setelah dingin pindahkan kedalam wadah plastik dan barulah bubuhkan cuka kemudian disaring dengan kain saring. Pada proses pembuatan kuah asinan, cuka harus dimasukkan paling akhir saat kuah sudah dipindahkan kedalam wadah plastik. Karena jika menggunakan panci aluminium untuk merebus kuah asinan maka pemberian cuka dapat merusak panci aluminium.
3. Pengisian dan Penutupan
Masukan potongan buah dengan perbandingan tertentu dimasukkan dalam kemasan cup (bengkuang 35%, pepaya 35%, kedondong 15%, dan nenas 15%) hingga total campuran buah mencapai 105 – 110 g). Kuah dimasukkan ke dalam cup hingga berat totalnya mencapai 125 – 130 g (sesuai dengan kapasitas kemasan).
4. Pasteurisasi dan Pendinginan
Pasteurisasi adalah sebuah proses pemanasan makanan dengan tujuan membunuh organisme merugikan seperti bakteri, protozoa, kapang, dan khamir dan suatu proses untuk memperlambatkan pertumbuhan mikroba pada makanan. Produk asinan yang sudah dikemas dipasteurisasi pada suhu 65°C selama 55 menit kemudian didinginkan dengan air mengalir sampai suhu mencapai 40°C.
5. Pengemasan dan Pelabelan
Pengemasan merupakan salah satu cara untuk melindungi atau mengawetkan produk pangan maupun non-pangan. Kemasan adalah suatu wadah atau tempat yang digunakan untuk mengemas suatu produk yang dilengkapi dengan label atau keterangan – keterangan termasuk beberapa manfaat dari isi kemasan. Pengemasan mempunyai peranan dan fungsi yang penting dalam menunjang distribusi produk terutama yang mudah mengalami kerusakan.
Setelah dilakukan proses pendinginan, dan diangin-anginkan (agar airnya kering), dilakukan pemberian label. Beberapa informasi yang dapat disampaikan melalui kemasan antara lain adalah: Nama produk, Nama Produsen, Alamat produksi dan telephon yang bisa dihubungi, Komposisi, Kandungan gizi, Cara penggunaan, Kontra indikasi, Tanggal kadaluarsa, Nomer produksi.
Kemudian asinan dikemas ke dalam karton. Setelah itu sebelum dipasarkan, dilakukan inkubasi 2-3 hari, untuk melihat kestabilan mutu produk tersebut. Pada karton ditulis saran cara penanganan produk tersebut, yaitu harus disimpan di suhu sejuk, tidak boleh terkena sinar matahari langsung, tidak boleh langsung berhubungan dengan lantai/ dinding, dan batas maksimum penumpukan karton adalah 10 karton.