Teks drama anekdot yang singkat
KAMPANYE CAPRES
DALAM ANEKDOT
Hari ini adalah hari yang sangat penting dan berarti bagi para Calon Presiden Indonesia atau lebih familiar dengan sebutan Capres.Hari ini adalah saatnya untuk para calon presiden untuk mengkampanyekan dan mempresentasikan program
–
program yang akan diusungnya nanti. Beberapa kandidat Capres telah terlihat memasuki ruang tunggu, menunggu panggilan MC memanggil nama mereka masing
–
masing. Mereka sangat terlihat senang, namun juga terlihat sedikit gusar. Bahkan beberapa kandidat terlihat sibuk komat kamit membaca secarik kertas yang berisi rangkuman pidato mereka nanti. MC :
“Baiklah sekaran
g kita sambut calon pemimpin kita yang pertama, seorang wanita anggun, elegan, dan berkarisma, asli keturunan Banten. Dan, kabarnya beliau disebut
–
sebut sebagai orang pertama di Indonesia yang memiliki sepatu dengan harga 2 milyar! Inilah dia Sang Ratu dari kota Banten sana, Ratu Busyuk Khosidah
”
Ratu Busyuk memasuki panggung dengan jalan terpincang
–
pincang sambil melambai
–
lambaikan tangan kea rah penonton. Ratu :
“Selamat pagi, Indonesia!”
MC :
“Ehhm, Ratu maaf sebelumnya, saya penasaran. Apa
yang telah
terjadi kepada kaki Ratu?”
Ratu :
“Oh kaki saya, kaki saya kemarin terkilir pas saya lagi belanja di Paris.”
MC :
“Oh, ngomong –
ngomong, ratu beli apa aja dari Paris?”
Ratu : (Senyum
–
senyum angkuh)” beli kosmetik mahal dong mas,
itu
loh saripohaci, biasalah buat maskeran.”
MC :
“Owww! Hebat sekali ya Ratu, beli saripohaci aja sampai melancong ke Paris.”
Ratu :
“Oh iya dong Mas, secara kan saya orang kaya. Mas, bay de wey,
kapan saya kampanye-
nya?”
MC :
“Oh iya, silahkan Ratu naik ke podium”
Ratu : (Ratu sibuk membuka, dan membolak-balik secarik kertas)
“Rakyat –
rakyat Indonesia! Pilihlah saya jadi pemimpin kalian semua! Saya berjanji harga kosmetik di Indonesia akan turun hingga 100%. Dan saya pastikan peredaran kosmetik buata
Cina, pemutih wajah Korea, bedak merkuri, dan handbody minyak babi akan kembali lancer. Mari kita buat perubahan bagi bangsa ini, kita buat Indonesia menjadi Negara yang menor, yang aduhai, dan enak di pandang. Coblos saya, Ratu Busyuk Khosidah. Tapiiii, jangan coblos di bagian fotonya ya, sayang foto sebagus dan sekeren gitu masa di tusuk
–
tusuk pake paku. Jadi coblos sajalah foto capres yang paling jelek, macam pendekar kemeja kotak dari partai moncong buaya putih.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH!”
Setelah Ratu Busyuk turun dari panggung, tanpa ba bi bu, dan instruksi MC terlebih dahulu, masuklah seorang pria berkemeja kotak
–
kotak dengan langkah terburu
–
buru dengan wajah berapi
–
api seperti menyimpan kemarahan. Jono :
“Dasar kau Ratu Siluman,
wajah unyu gini di bilang jelek. Ngaca sana Ratu, punya wajah rekayasa aja sombong kau! Heiii Endonesia! Saya, saya Jono Widodol pelopor Anti-Banjir, pencetus lascar belusukan, siap untuk menciptakan perubahan bagi bangsa ini. Mari kita lunasi segera hutang
–
hutang Endonesia ke beberapa Negara rentenir seperti Amerika, ayolah kita mulai tingkatkan kualitas orang Endonesia dengan gratis sekolah sampai lulus S1, dan untuk mewujudkan visi itu, maka rakyat Endonesia harus menerima pajak di naikan sampai 100%, dan harus di bayar setiap hari.
Endonesia! Pastikan kalian pilih saya!!!”
Jono Widodol turun dari podium dan meninggalkan panggung dengan lari
–
lari kecil. MC :
“Nah inilah calon presiden yang baik, walaupun belum di
panggil tapi sudah punya kemauan untuk datang sendiri. Inilah yang disebut orang yang mandiri. Jangan pernah tepuk tangan untuk bapak Jono Widodol. Baiklah, untuk mengefektifkan waktu, marilah kita panggil kandidat capres kita yang ke tiga, Bapak Eceng Fiss-
ahh”
Lalu datanglah seorang pria dengan sebuah kopiah beludru naik ke atas panggung, lalu menaiki podium. Eceng :
“Assalamualaikum Wr. Wb.
Rakyat Indonesia, masih ingatkah anda kepada saya? Jika tidak, tak apalah karena saya jarang sekali tampil di hadapan publik, mentalak saja saya lakukan lewat sms. Saudara
–
saudari ku semua, pilihlah saya menjadi pemimpin kalian, saya berjanji tidak akan menikahi anak lulusan SMA lagi, tapi jika kepepet, daripada tidak bertanggung jawab, lah
harap di maklum.”
Belum juga lama berada di atas podium, dan belum juga selesai menyampaikan semua visi dan misinya, terdengar suara handphone dari saku celana bapak Eceng berdering. Eceng :
“Maaf semua ya. (Menekan tombol handphone) Hallo?
Mengggangu saja kamu. Apa? SPP?… pusing aku ngurusin kamu, hari ini, menit ini, dan detik ini juga, saya TALLAK
kamu, bocah!”
Tanpa ada salam penutup, Eceng meninggalkan panggung begitu saja. MC :
“Ya ampun, gak nyangka aku, udah tua gitu, masih banyak ABG
yang ngebet sama dia.