Tolong buatin pidato b arab yg singkat dan berharakat
Assalamu’alakum Wr.Wb.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ, الحَمْدُ
لِلّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ. نَحْمَدُهُ ونَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ سُرُوْرُ اَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا،
مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَمُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ,
أَشْهَدُ أَنْ لَآإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَبارِكْ وَسَلِّمْ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ.
Yang terhormat,
Segenap dewan juri!
Serta
saudara-saudaraku yang mulia!
Pertama,
marilah kita ucapakan syukur kepada Allah SWT yang telah menganugerahkan nikmatnya
yang berlimpah ruah, sehinga kita kali ini semua dapat berkumpul di tempat yang
penuh barokah ini. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi
kita Muhammad SAW, makhluk terbaik dan termulia.
Pada
kesempatan yang baik ini, kami akan menyampaikan pidato ringkas kepada segenap
hadirin, dengan topik:
“Keanekaragaman Bangsa Ini adalah Rahmat”
Allah SWT telah berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ
ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ
أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya:
Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
Dari
ayat ini, Allah SWT telah menjelaskan bahwa penciptaan manusia dengan bangsa-bangsa
dan suku-suku yang beraneka ragam, adalah bertujuan agar mereka saling mengenal
satu sama lain. Perbedaan tersebut membuat kita dapat merasakan warna-warni dan
keajaiban ciptaan Allah, sebagaimana kita merasakan manisnya hidup ini.
Bayangkan kalau semua manusia diciptakan dengan berkulit hitam! Bayangkan,
andaikan manusia hanya berbicara dengan satu bahasa saja! Atau bahkan mempunyai
profesi yang sama semua! Betapa kurang berwarnanya kehidupan! Yang terjadi bukan
kebaikan bersama, malah menjadi kebosanan massal.
Para
hadirin yang mulia..
Kalau
kita mau menilik sejarah, pada saat nabi Muhammad masih hidup dan menjadi
pemimpin, beliau sangat menghormati perbedaan dan keanekaragaman kaumya. Beliau
memimpin dengan bijaksana tanpa tebang pilih, sehingga seluruh masyarakat
merasa nyaman dengan kepemimpinan beliau. Tentu kita tahu beliau pada saat itu
hidup di tengah masyarakat yang memiliki agama dan kabilah yang heterogen. Di Madinah
al-Munawaaroh tidak hanya hidup orang Islam saja tetapi juga orang beragama Yahudi
dan Nasrani.
Saudara-saudaraku
tercinta..
Sekarang,
mari kita melihat ke negara kita tercinta, NKRI. Di negara kita ini hidup di
dalamnya masyarakat dengan berbagai macam latar belakang. Bangsa, suku, agama
yang berbeda-beda. Bukankah begitu? Di sini hidup suku jawa, suku madura, suku
sasak dan lain sebagainya. Disini juga tinggal penganut agama islam, kristen
dan agama-agama yang lain. Serta keanekaragaman lain yang amat kompleks dalam
berbagai aspek.
Tapi
apa yang terjadi disini?
Keanekaragaman
tersebut kenapa malah menjadi simbol permusuhan. Banyak bermunculan
konflik-konflik yang dipicu adanya perbedaan-perbedaan tersebut, baik soal
agama, kesukuan maupun lainnya.
Para
pendengar yang budiman..
Kenapa
terjadi konflik-konflik seperti itu?! Hal tersebut terjadi tidak lain karena
kurangnya masyarakat kita memahami tentang spirit ajaran agamanya. Khususnya
kaum muslimin sebagai mayoritas, kurang mendalami tentang Islamnya. Rosulullah
SAW telah bersabda “Perbedaan umatku merupakan suatu rahmat” (HR. Baihaqi).
Maka
dari itu wajib bagi kita (kaum muslimin) untuk mengkuti apa yang telah
ditauladankan dan disabdakan oleh nabi Muhammad SAW, sehingga cara pandang kita
terhadap perbedaan/keanekaragaman tersebut menjadi lebih bijak. Perbedaan atau
keanekaragaman tersebut tidak kita jadikan sebagai isu perpecahan atau saling
bermusuhan, tetapi malah kita jadikan sebagai ajang untuk saling berbagi nikmat
dan rahmat.
Demikian
yang dapat sampaikan pada kesempatan ini, apabila terdapat kesalahan kami mohon
maaf. Sampai jumpa di lain kesempatan.
Terima
kasih atas perhatiannya, Wallaahul muwaafiq ila aqwamit tariiq
Wassalamualaikum Wr. Wb.