Tugas 4 membaca teks anekdot hukum peradilan
Tugas 4 Membaca Teks Anekdot Hukum Peradilan
(1) Teks anekdot itu panjang, tetapi struktur teksnya sederhana dan
sama dengan struktur teks anekdot sebelumnya. Struktur teks itu adalah abstraksi
^ orientasi ^ krisis ^ reaksi ^ koda.
Untuk mengidentifikasi struktur teks
anekdot tersebut, lengkapilah titik-titik pada diagram berikut ini dengan hanya
menuliskan satu atau dua kalimat pendek. Sertakan juga nomor paragraf tempat
kalimat-kalimat tersebut berasal.
Koda
Ø Pedati
jatuh ke sungai saat melewati jembatan yang di bangun
Reaksi
Ø Si
tukang pedati melapor ke hakim dan meminta ganti rugi
Krisis
Ø Semua
yang terlibat dalam pembuatan jembatan dinyatakan tidak bersalah
Orientasi
Ø Pembantu
masuk penjara
Abstraksi
Ø Pengadilan
dinyatakan tidak adil.
(2) Partisipan yang terlibat pada anekdot
tersebut adalah partisipan manusia, seperti yang mulia hakim. Partisipan
manusia yang lain adalah:
a.
Tukang pedati
b.
Pembuat Jembatan
c.
Tukang kayu
d.
Penjual kayu
e.
Pembantu penjual kayu yang tinggi, gemuk
dan tidak punya uang
f.
Pembantu penjual kayu yang pendek,
kurus dan punya uang.
g.
Pengawal.
(3)
Dalam teks anekdot itu tidak terdapat unsur lucu, tetapi
menggambarkan kekonyolan bahwa orang yang tidak bersalah dihukum dan dimasukkan
ke penjara. Mengapa si Pembantu yang kurus dan pendek dihukum dan dipenjara,
tetapi si Pembantu yang gemuk dan tinggi tidak?
Ø Karena
pembantu kurus muat untuk dimasukkan ke dalam penjara dan punya uang, sedangkan
pembantu yang gemuk dan tinggi sebaliknya 🙂
4)
Dalam teks anekdot itu terkandung sindiran, yaitu keputusan yang tidak adil
dikatakan adil. Siapa yang disindir?
Ø yang disindir adalah orang-orang penting,
terutama para penegak hukum yang tidak adil dalam menjatuhkan hukuman kepada pelaku.
(5) Betulkah sindiran itu dapat
diungkapkan dengan pengandaian? Salah satu pengandaian yang ditemukan dalam
teks anekdot di atas adalah bahwa peradilan itu dilaksanakan di suatu negara,
bukan di negara kita. Pengandaian yang lain adalah:
a.
''Pada zaman dahulu'' , bukan zaman
sekarang padahal ketidakadilan hukum seperti yang diungkapkan dalam teks
tersebut masih berlangsung
b.
"Pembantu kurus'',bukan majikan
c.
Masyarakat yang ada serempak menjawab adil
(6) Betulkah sindiran itu dapat
diungkapkan dengan lawan kata (antonim)? Dua contoh lawan kata yang digunakan
pada anekdot tersebut adalah adil–tidak adil dan benar–salah. Maksudnya adalah
bahwa sesuatu yang tidak adil dikatakan sebagai sesuatu yang adil dan sesuatu
yang salah dikatakan sebagai sesuatu yang benar atau sebaliknya. Contoh lawan
kata yang lain adalah sebagai berikut.
a.
Bijaksana-tidak bijaksana
b.
hemat-boros
c.
tumbuh-mati
d.
.
(7) Dalam anekdot tersebut
terkandung konjungsi lalu untuk menyatakan urutan peristiwa. Konjungsi yang
berfungsi sejenis dengan itu adalah sebagai berikut.
a.
Lalu
b.
Kemudian
c.
Mula – mula
d.
Setelah itu
(8) Dalam anekdot itu
terkandung konjungsi maka untuk menyatakan akibat perbuatan yang dilakukan oleh
seorang tersangka. Konjungsi yang berfungsi sejenis dengan itu adalah:
a.
Sehingga
b.
Hingga
c.
Sampai
d.
oleh karena itu
(9) Fungsi konjungsi dapat
digantikan oleh kata-kata. Sebagai contoh, konjungsi setelah dapat diungkapkan
dengan sesampainya di hadapan hakim (paragraf 4). Kata-kata lain seperti itu
pada teks anekdot itu adalah:
a.
Maka digantikan oleh karena itu.
b.
Lalu digantikan kemudian.
c.
Beberapa saat kemudian digantikan
setelah itu.
d.
.
(10) Dari teks anekdot tersebut,
dapatkah kalian menyimpulkan bahwa orang yang tidak dapat berdebat di sidang
pengadilan akan kalah? Tunjukkan buktinya pada teks anekdot tersebut. Apakah
keadaan itu menggambarkan bahwa layanan publik di bidang hukum belum bagus?
Ø Menurut
cerita teks anekdot hukum peradilan, bdang hkum blum lah tgas dlam menjalankan
tgasnya karna orang yng tdak dpat brdebat blum tntulah ia bersalah… sdangkan
orang yng mahir dalam berdebat d pradilan bisa saja jstru ia lah yng slah