Tulis secara singkat sejarah Al Qur’an setelah Rasulullah Saw wafat!Bantu ya kak pliss​

Posted on

Tulis secara singkat sejarah Al Qur’an setelah Rasulullah Saw wafat!Bantu ya kak pliss​

pembahasan:

Periode nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad Saw adalah seorang hafidz pertama sekaligus contoh paling baik perihal hafalan Al-Qur’an-nya. Pengumpulan pada periode ini lebih dominan pada hafalan, karena mayoritas masyarakat dimana Al-Qur’an diturunkan adalah seorang ummi, sebagaimana terkandung dalam (Q.S. Al-Jumu’ah: 2).


secara rutin pada setiap tahunnya, malaikat Jibril datang kepada Nabi Muhammad Saw untuk membaca dan menyimak secara bergantian. Tujuannya untuk menjaga hafalan Al-Qur’an Nabi. Bahkan pada satu tahun terakhir sebelum beliau wafat, beliau membacakan seluruh isi kandungan Al-Qur’an sebanyak dua kali.

Tidak berhenti pada hafalan, pengumpulan Al-Qur’an pada periode ini juga dilakukan dengan tulisan. Beberapa sahabat yang diangkat untuk menulis Al-Qur’an, diantaranya: Zaid Bin Tsabit, Ali Bin Abi Thalib, Mu’awiyah bin Abi Sufyan dan Ubai Bin Ka’ab.

Dalam hal menulis, mereka selalu berpedoman untuk tidak menulis selain Al-Qur’an. Alat yang digunakan pun masih sangat sederhana.


Periode Abu Bakar Ash-Shiddiq


Pada periode Abu Bakar Ash-Shiddiq, terjadi banyak kekacauan, terutama kekecauan yang dipimpin oleh Musailamah al-Khadzdzab bersama para pengikutnya. Salah satunya adalah Perang Yamamah yang terjadi pada 12 H, tercacat sekitar 70 penghafal Al-Qur’an dari para sahabat gugur. Bahkan ada riwayat lain yang menyebutkan sekitar 500 orang, dan mengakibatkan al-Qur’an musnah.

Dari peristiwa tersebut, Umar bin Khattab mengusulkan kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan dan menulis Al-Qur’an dalam sebuah mushaf. Umar khawatir bahwa Al-Qur’an akan hilang jika hanya mengandalkan para penghafal Al-Qur’an, terlebih ketika semakin banyaknya para penghafal Al-Qur’an yang gugur dalam peperangan.

Abu bakar memerintahkan Zaid untuk menuliskan Al-Qur’an, mengingat kedudukannya dalam qira’at, penulisan, pemahaman, kecerdasan, serta kehadirannya dalam pembacaan terakhir kali.

Setelah Abu Bakar wafat pada 13 H, mushaf berpindah ke tangan Umar hingga beliau wafat. Setelahnya, berpindah lagi ke tangan Hafsah, putri Umar yang pernah menjadi istri Nabi yang juga hafidzah dan pandai baca tulis, atas wasiat Umar.


Ketiga, Periode Usman bin ‘Affan


Pada periode Usman bin’ Affan, wilayah penyebaran Islam semakin luas, para pengajar Al-Qur’an pun diperlukan lebih. Huzdzaifah bin Yaman, seorang pemimpin prajurit Islam di perbatasan Azerbaijan dan Armenia, melihat perbedaan di kalangan umat Islam dalam membaca Al-Qur’an. Beliau khawatir jika perbedaan tersebut lambat laun akan mengancam kesatuan Al-Qur’an dan persatuan umat Islam di kemudian hari.

Berangkat dari kekhawatiran tersebut, Huzdzaifah segera pergi menemui Usman dan berkata, “aku telah memberikan peringatan secara terbuka, karena itu dimohon kepada khalifah untuk menemui umat Islam.”

Menurut beberapa riwayat, Usman mengadakan pertemuan dengan para sahabat, setelah menerima laporan tersebut. Hasil akhirnya adalah dengan menyeragamkan umat Islam pada satu mushaf sehingga tidak ada lagi perbedaan dan perselisihan.

Lebih lanjut, Usman bin ‘Affan mengambil beberapa langkah sebagaimana terkandung dalam riwayat Bukhori; Pertama, meminjam mushaf resmi yang telah dikerjakan oleh Zaid pada masa Abu Bakar kepada hafsah untuk disalin ke dalam beberapa mushaf.


Kedua, membentuk panitia yang terdiri dari Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa’id bin Ash, dan Abdurrahman bin Harits bin Hisyam.


Ketiga, setelah panitia selesai melakukan tugasnya, maka mushaf-mushaf tersebut dikirim ke berbagai pusat negeri Islam.


Keempat, memerintahkan kepada kaum Muslim di seluruh negara Islam untuk membakar semua mushaf dan catatan-catatan al-Qur’an yang tidak sesuai dengan mushaf yang telah mereka terima.


Semoga dapat membantu 🙂 maaf kepanjangan..