Tuliskan cerpen bergenre fantasi/horor

Posted on

Tuliskan cerpen bergenre fantasi/horor

Jawaban:Pada Suatu Hari Ada 2 Anak Berjalan Jalan ditaman Bermain Lalu Satu Anak itu Indigo Dan dia Bisa Melihat Mahkluk Halus Dia Bilang

Anak 1:Eh Itu Siapa ya?

Anak 2:Mana Kutahu Aku Aja Gak Ngeliat apa apa

Anak 1:Tapi Dia Anak Kecil Kamu Tunggu Sini Ya Aku Akan Samperin Dia

Anak 2:Ok

Setelah Dia Samperin

Anak 1:Halo,Dek Ada Apa?

???:Huhuhuhuh

Anak 1:Kenapa kamu menangis

Tiba Tiba Dunia Menjadi Gelap

Anak 1:Hah!? dimana aku!?

Hantu:Selamat Datang dialam Gaib

Anak 1:ALAM GAIB!?

Hantu:Iya

Anak 2:Loh!? Kemana Dia Perasaan Tadi Dia Disitu

Tiba Tiba Anak 2 Berlumuran Darah Saat Anak 1 Sudah Dikembalikan

Anak 1:TIDAK!!! APA YANG TERJADI!!!

Dan Semuanya Meninggal Tanpa Jasa

Penjelasan:Maaf Kalo Gak Serem Hehe

Jawaban:

Rahasia Rumah Majikan

Cerpen Karangan: Elsaday Rombetasik

Kategori: Cerpen Fantasi (Fiksi)

Lolos moderasi pada: 8 August 2020

Aku meringkuk di balik selimutku yang hangat. Hmmm sangat menyenangkan. Tak ada yang membangunkanku sepagi ini. Namun harapanku pupus. Seseorang meneleponku.

“Ih, siapa sih gak bisa liat orang bahagia apa ya” gerutuku. Dengan segera aku mengambil handphone yang tepat di sampingku. Nama Arya tertapa di layar handponeku.

“Halo Ya” ucapku dengan malas.

“Woy bangun nggangur mulu lu” ucap Arya kemudian tertawa kecil.

“Cepetan napa gue matiin nih” kesalku.

“Matiin aja” tantang Arya.

“Ish” gerutuku. Aku memang tak bisa mematikan telepon setelah tahu maksud tujuaanya.

“Iya dah, gue ada lowongan buat lu” ucap Arya di seberang telepon.

“Apaaan Ya” semangatku langsung berapi-api.

“Tapi cuman pekerjaan sederhana” ucap Arya.

“Bomat” teriakku.

“Iya dah, tapi gue males ngasi tau jadi nanti kita ketemuan oke”. KLIK.

“Langsung dimatiin” kesalku. Udah semangat malah ngasi taunya nanti. Hmmm menyebalkan Arya.

Saat ketemuan…

Aku dan Arya ketemuan di restoran AW, sebelumnya aku memesan hamburger dan caca cola terlebih dahulu. Entah dapat darimana rezeki itu. Yang penting bukan mencuri.

Arya datang dengan tatapan kemenangan telah mengerjaiku. Dengan selembar koran yang dilipatnya kecil-kecil. Karena malu bawa ginian ke restoran Amerika.

Arya menghampiriku dan membuka kertas koran itu.

“Ra, lu lihat dah” ucap Arya sambil menunjukaan koran.

“Iya gue dah liat koran kan” ucapku polos.

“Bukan itu maksud gue liat dah” sambil menunjukaan sebaris lowongan.

“Dibutuhkan pegawai rumah tangga di Jalan Mawar 3 blok A nomor 12, dengan gaji 5 juta sebulan” ucapku dengan suara lantang.

“Pelan-pelan bego” ucap Arya

“Jadi gue harus jadi pembantu gitu” ucapku.

“Yap, seratus buat anda” ucap Arya.

“Tapi kan gue gak punya pengalaman” ucapku.

“Lah, tugasnya gampang kok Ra cuman nyuci piring, ngepel, nyapu, ama yang lain dah” bujuk Arya.

“Arya” ucapku.

“Please Ra lumayan buat lu tuh” bujuk Arya. Aku menghela nafas panjang.

Dan keputusaanku adalah…

MENERIMANYA.

Aku memandang rumah majikanku yang baru. Rumah yang cukup besar. Aku menekan bel rumahnya.

Ting tong ting tong

Laki-laki separuh baya keluar.

“Mencari siapa ya?” Tanyanya.

“Saya mendengar dan melihat di koran kalau ada lowongan pekerjaan. Dan saya ingin melamar” ucapku gugup.

“Ada yang mau juga ternyata” ucapnya kemudian tertawa kecil.

“Maksudnya?” Tanyaku penuh curiga.

“Tak apa, mari masuk” ajaknya. Aku hanya mengganguk.

Ternyata dalam rumahnya kayak istana. Berlian menghiasi lampu utama, karpet merah bertebaran di lantai, ruangan sangat besar.

“Siapa dad?” Tanya seorang laki-laki dengan suara serak yang tiba-tiba muncul.

“Pembantu baru” jawabnya. Aku memandanginya begitu lama. Tampan mirip artis korea. Rasanya aku ingin pingsan.

“Pembantu” teriaknya. Lamunanku buyar.

“I..ya apa?” Tanyaku sembari menghampirinya.

“Ambilin saya minum di dapur” teriaknya.

“Baik” ucapku.

Tak terasa aku sudah 1 bulan di sini. Aku sudah merasa nyaman dengan majikanku.

Aku mengambil sirup di dalam kulkas, tanpa sengaja aku menjatuhkannya. Tiba-tiba saja sebuah ruangan ke lantai bawah terbuka.

“Hah” pekikku. Karena penasaran aku masuk ke dalam.

Ruangan itu dipenuhi dengan aljabar waktu. Ruangan itu sepertinya dipenuhi misteri. Aku menekan sebuah tombol. Namun tiba-tiba saja aku terangkat ke atas dengan pangeranku alias majikanku JULIANO.

“Akhirnya kamu tahu” ucapnya. Aku hanya tersenyum memandanginya.

Cerpen Karangan: Elsaday Rombetasik

Cerpen Rahasia Rumah Majikan merupakan cerita pendek karangan Elsaday Rombetasik, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.