Tulislah salah satu hadis tentang batasan pakaian wanita beserta artinya
1.Hadits ‘Aisyah rodhiyallohu ‘anha, berkata:
أَنَّ أَسْمَاءَ بِنْتَ أَبِي بَكْرٍ، دَخَلَتْ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْهَا ثِيَابٌ رِقَاقٌ، فَأَعْرَضَ
عَنْهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَقَالَ: «يَا
أَسْمَاءُ، إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا بَلَغَتِ الْمَحِيضَ لَمْ تَصْلُحْ
أَنْ يُرَى مِنْهَا إِلَّا هَذَا وَهَذَا» وَأَشَارَ إِلَى وَجْهِهِ
وَكَفَّيْهِ. رواه أبو داود.
“Bahwasannya Asma bintu Abu Bakr masuk menemui Rosululloh sholallohu
‘alaihi wasallam dengan mengenakan pakaian yang tipis, maka Rosululloh
sholallohu ‘alaihi wasallam pun berpaling darinya, Beliau bersabda:
“Wahai Asma’ sesungguhnya seorang wanita jika telah baligh tidak boleh
terlihat darinya kecuali ini dan ini – beliau menunjuk wajah dan kedua
telapak tangannya” [HR. Abu Dawud]
2.
Firman Alloh dalam Q.S. An-Nur 31
.. وَلاَ يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلاَّ مَا ظَهَرَ مِنْهَا … الأية * سورة النور 31
Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya (yaitu wajah dan telapak tangan)
وَ قَالَ اْلأَعْمَشُ عَنْ سَعِيْدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ :
وَلاَ يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلاَّ مَا ظَهَرَ مِنْهَ قَالَ :
وَجْهَهَا وَكَفَّيْهَا وَالْخَاتَمَ * تفسير ابن كثير
Dan berkata A’mas dari Said bin jubair dari Ibnu abbas: Dan
jangan menampakkan perhiasan kecuali apa-apa yang [boleh] nampak
darinya, yaitu wajahnya dan telapak tangannya dan cincinnya (jarinya).
Dari ayat dan hadits tersebut terlihat bahwa semua tubuh wanita adalah aurat, kecuali wajah dan telapak tangannya
3. Wanita diberikan kemurahan untuk memperlihatkan wajah dan kedua telapak tangannya
Di beberapa negara jazirah Arab, banyak wanita yang mengenakan cadar
untuk menutupi wajahnya. Hal ini kadang dipersepsikan orang bahwa
mengenakan cadar itu adalah wajib hukumnya bagi wanita Islam. Padahal
mereka melakukan itu karena faktor keamanan.
أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ أَخْبَرَهُ أَنَّ امْرَأَةً مِنْ خَثْعَمَ قَالَتْ
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ فَرِيضَةَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فِي الْحَجِّ
عَلَى عِبَادِهِ أَدْرَكَتْ أَبِي شَيْخًا كَبِيرًا لَا يَسْتَوِي عَلَى
الرَّاحِلَةِ فَهَلْ يَقْضِي عَنْهُ أَنْ أَحُجَّ عَنْهُ قَالَ لَهَا
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَعَمْ فَأَخَذَ
الْفَضْلُ يَلْتَفِتُ إِلَيْهَا وَكَانَتِ امْرَأَةً حَسْنَاءَ وَأَخَذَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْفَضْلَ فَحَوَّلَ
وَجْهَهُ مِنَ الشِّقِّ الْآخَرِ * رواه النسائي والبخاري ومسلم
Sesungguhnya Ibnu Abas memberi kabar kepada Sulaiman bin Yasar
bahwa ada wanita dari daerah khos’am meminta petuah kepada Rosululloh
SAW pada waktu haji wada’ (pada waktu itu Rosululloh memboncengkan Fadhl
bin Abbas). Wanita tersebut berkata: “Wahai Rosululloh, sesungguhnya
perintah wajib dari Alloh kepada hambanya tentang haji jatuh kepada
Bapak saya yang telah tua renta yang tidak bisa naik kendaraan, apakah
saya harus mewakili haji Bapak saya?”. Maka Rosululloh menjawab “Ya”.
Fadhl bin Abbas melihat wanita tersebut dan wanita tersebut cantik. Lalu
Rosululloh SAW memalingkan wajah Fadhl bin Abbas ke arah yang lain.
Dari hadits di atas, Fadhl dapat melihat kecantikan wanita tersebut.
Adalah tidak mungkin bagi Fadhl dapat menilai kecantikan seorang wanita
jika wanita tersebut mengenakan cadar. Dan Nabi pun tidak menegur wanita
tersebut. Jika wanita tersebut salah dalam berpakaian, tentunya Nabi
menegur. Adapun Fadhl dipalingkan wajahnya oleh Nabi adalah untuk
mengingatkan Fadhl agar matanya tidak terus terpaku kepada wanita
tersebut.