Upacara upacara yg ada didalam agama hindu

Posted on

Upacara upacara yg ada didalam agama hindu

Beberapa hari raya/ upacara agama Hindu di Bali yang sering kita jumpai, seperti
Dalam kaitannya dengan Tuhan – Dewa Yadnya;
Nyepi : dilaksanakan disaat pergantian tahun baru Isaka pada penanggalan Bali, pada saat ini semua orang tidak boleh keluar rumah, bekerja, menyalakan lampu ataupun berbuat gaduh. Bali sebagai daerah wisata tutup termasuk bandara.
Galungan : sebagai hari kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (kebatilan), dilaksanakan setiap 210 hari tepatnya pada hari Rabu, Kliwon, wuku Dungulan. Umat berperang melawan leteh ataupun bhuta, berjuang melawan kekuatan adharma.
Kuningan : Sepuluh hari setelah Galungan tepatnya di hari Sabtu, maka dirayakan Kuningan, umat membuat persembahan dengan nasi kuning yang merupakan lambang kemakmuran sebagai tanda terima kasih, tamyang mengingatkan pada hukum alam dan endongan sebagai bekal.
Pagerwesi : dilaksanakan setiap 210 hari, hari Rabu, wuku Shinta. Setiap umat termasuk rohaniawan, agar bisa memagari diri untuk bisa terus menjaga kemuliaan Tuhan dan bisa menerima berkah dari Hyang Pramesti Guru. Pagar besi dari tubuh kita haruslah kokoh.
Saraswati : dirayakan untuk menghormati turunnya ilmu pengetahuan, digambarkan dalam bentuk seorang dewi cantik yang memegang tasbih, lontar, genitri dan alat musik. Semua lontar, pustaka suci, alat tulis menulis diupacarai.Lebih dirayakan oleh guru dan anak-anak sekolah
Hari Raya yang berkaitan dengan Manusia – Manusa Yadnya
Magedong-gedongan: upacara penyucian bayi saat masih dalam kandungan ibunya, dilakukan saat janin berumur 6 bulan (210 hari), karena pada saat umur tersebut bentuk bayi sudah sempurna, agar tidak terjadi keguguran dan kelak lahir menjadi anak berbudi luhur
Kepus Puser: dilakukan saat lepasnya tali puser sang bayi, pada saat tersebut merupakan hari sakral bagi sang bayi sehingga perlu diadakan upacara, dilaksanakan di dalam rumah di tempat si bayi tidur.
Nelu Bulanin: disaat bayi berumur 3 bulan (105 hari), tujuannya berterima kasih kepada nyama bajang, atas bantuan menjaga bayi dalam kandungan serta menguatkan kedudukan Atman, mensucikan si bayi dan pemberian nama.
Otonan: upacara agama Hindu dilakukan saat manusia berumur 6 bulan (210 hari), dikatakan juga sebagai ulah tahunnya manusia yang pertama kali, dan setiap enam bulan berikutnya secara terus menreus, sesuai kemauan dan kemampuan terus dilaksanakan.
Menek Dehe: dilaksanakan saat manusia menginjak dewasa, memohon kepada Hyang Semara Ratih agar menjadi manusia yang berbudi luhur, diberikan jalan yang baik di depan dan tidak menyesatkan.
Mepandes: disebut juga potong gigi, bertujuan untuk menghilangkan pengaruuh-pengaruh buruk dalam diri manusia yang disebut sad ripu (6 musuh), itu sebabnya sebagai simbolis 6 gigi bagian atas di potong untuk mengurangi pengaruh buruk tersebut.
Pawiwahan: upacara saat manusia melangsungkan pernikahan, memohon saksi kehadapan Tuhan bahwa yang bersangkutan telah mengikatkan diri sebagai ikatan suami-istri, pelaksanannya dipilih hari baik sesuai ala ayuning dewasa.