Uraikan kronologis kerajaan kediri dan awal singasari?

Posted on

Uraikan kronologis kerajaan kediri dan awal singasari?

Kerajaan Kediri adalah penerus dari Kerajaan Kahuripan dan pernah
mencapai masa kejayaan di saat kerajaan dipimpin oleh Airlangga. Oleh
karena itu, para penguasa Kerajaan Kediri selanjutnya adalah penerus
dari Dinasti Isyana di Jawa. Pada tahun 1045, Airlangga membagi Kerajaan
Kahuripan menjadi dua. Airlangga membagi wilayah kerajaannya
dikarenakan oleh perselisihan kedua putranya, Sri Samarawijaya dan
Mapanji Garasakan, mereka bersaing memperebutkan takhta kerajaan.
Dibagian barat Kerajaan diserahkan kepada Sri Samarawijaya yang
mendapat gelar Sri Samarawijaya Dharmasuparnawahana Teguh Uttunggadewa.
Kerajaannya diberi nama Panjalu, dan pusat kerajaan di kota baru yang
bernama Daha. Sedangkan Mapanji Garasakan mendapatkan kerajaan
disebelah timur. Kemudian kerajaannya bernama Janggala dan mempunyai
pusat kerajaan di kota lama, yang bernama Kahuripan. Kemudian, Airlangga
mengundurkan diri dari tahta kerajaan dan memilih hidup sebagai
pertapa. Empat tahun kemudian, Airlangga meninggal.
Peristiwa pembagian kerajaan oleh Airlangga disebutkan dalam Nagarakretagama dan Serat Calon Arang. Prasasti Turun Hyang II (1044) juga menguatkan informasi tentang pembagian kerajaan tersebut, dalam sejarah Kerajaan Kediri.

Setelah
Airlangga membagi kerajaannya menjadi dua, sejarah selanjutnya dari
kerajaan-kerajaan ditandai oleh perebutan kekuasaan. Pada waktu terjadi
pembagian kerajaan Airlangga, Samarawijaya sebagai raja Panjalu dengan
ibu kota Daha dan Panji Garasakan sebagai raja Jenggala dengan ibu kota
Kahuripan. Terjadi perang saudara di antara keduanya (1044-1052).
Kemenangan Kediri atas Jenggala membuat Kediri menjadi satu-satunya
kerajaan di Jawa Timur dengan kekuasaan meliputi hampir seluruh
Indonesia timur. Semua itu terjadi pada masa pemerintahan Raja
Jayeswara.
Raja
Kediri yang terkenal ialah Jayabaya (1130-1160) yang terkenal dengan
Ramalan Jayabaya. Raja terakhir Kediri ialah Kertajaya. Pada masa
pemerintahannya, Kertajaya ingin dihormati dan disembah seperti dewa.
Hal ini membuat para Brahmana tidak senang dan mereka minta perlindungan
kepada Ken Angrok (sering disebut Arok) dari Tumapel. Ken Arok akhirnya
dapat mengalahkan Kertajaya pada tahun 1222. Dengan demikian,
berakhirlah Kerajaan Kediri. Ken Arok kemudian mendirikan Kerajaan
Singosari.

Kerajaan Kediri adalah penerus dari Kerajaan Kahuripan dan pernah mencapai masa kejayaan di saat kerajaan dipimpin oleh Airlangga. Oleh karena itu, para penguasa Kerajaan Kediri selanjutnya adalah penerus dari Dinasti Isyana di Jawa. Pada tahun 1045, Airlangga membagi Kerajaan Kahuripan menjadi dua. Airlangga membagi wilayah kerajaannya dikarenakan oleh perselisihan kedua putranya, Sri Samarawijaya dan Mapanji Garasakan, mereka bersaing memperebutkan takhta kerajaan. Dibagian barat Kerajaan diserahkan kepada Sri Samarawijaya yang mendapat gelar Sri Samarawijaya Dharmasuparnawahana Teguh Uttunggadewa. Kerajaannya diberi nama Panjalu, dan pusat kerajaan di kota baru yang bernama Daha. Sedangkan Mapanji Garasakan mendapatkan kerajaan disebelah timur. Kemudian kerajaannya bernama Janggala dan mempunyai pusat kerajaan di kota lama, yang bernama Kahuripan. Kemudian, Airlangga mengundurkan diri dari tahta kerajaan dan memilih hidup sebagai pertapa. Empat tahun kemudian, Airlangga meninggal. Peristiwa pembagian kerajaan oleh Airlangga disebutkan dalam Nagarakretagama dan Serat Calon Arang. Prasasti Turun Hyang II (1044) juga menguatkan informasi tentang pembagian kerajaan tersebut, dalam sejarah Kerajaan Kediri. 

Setelah Airlangga membagi kerajaannya menjadi dua, sejarah selanjutnya dari kerajaan-kerajaan ditandai oleh perebutan kekuasaan. Pada waktu terjadi pembagian kerajaan Airlangga, Samarawijaya sebagai raja Panjalu dengan ibu kota Daha dan Panji Garasakan sebagai raja Jenggala dengan ibu kota Kahuripan. Terjadi perang saudara di antarakeduanya (1044-1052). Kemenangan Kediri atas Jenggala membuat Kediri menjadi satu-satunya kerajaan di Jawa Timur dengan kekuasaan meliputi hampir seluruh Indonesia timur. Semua itu terjadi pada masa pemerintahan Raja Jayeswara.
Raja Kediri yang terkenal ialah Jayabaya (1130-1160) yang terkenal dengan Ramalan Jayabaya. Raja terakhir Kediri ialah Kertajaya. Pada masa pemerintahannya, Kertajaya ingin dihormati dan disembah seperti dewa. Hal ini membuat para Brahmana tidak senang dan mereka minta perlindungan kepada Ken Angrok (sering disebut Arok) dari Tumapel. Ken Arok akhirnya dapat mengalahkan Kertajaya pada tahun 1222. Dengan demikian, berakhirlah Kerajaan Kediri. Ken Arok kemudian mendirikan Kerajaan Singosari.