Uraikan pertempuran di surabaya melawan sekutu
Tentara Sekutu (Inggris) pertama kalinya mendarat di Kota Surabaya tanggal 25 Oktober 1945. Pendaratan pertama ini dipimpin oleh Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby. Dua hari setelah pendaratan, tentara Inggris mulai menyerbu penjara republik untuk melakukan pembebasan para perwira Sekutu dan pegawai RAPWI (Relief of Alleid Prisoner of War and Internees). Tentara Sekutu berhasil menguasai tempat penting seperti gedung Bank Internatio,Kantor pos besar dan pangkalan udara Tanjung.
Pertempuran di Kota Surabaya meluas ke seluruh kota. Inggris menyerang dengan menggunakan peralatan perang lengkap. Para pemuda berusaha untuk mengepung dan menyerang gedung tersebut. Dalam insiden tersebut, Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby tewas. Inggris mendatangkan tentara yang lebih besar ke sejumlah daerah.
Pada 9 November 1945, Inggris mengultimatum pemuda Surabaya. Isi ultimatum tersebut: "Rakyat Surabaya supaya menyerahkan senjata kepada Inggris selambat-lambatnya pukul 6.00, 10 November 1945. Apabila tidak dilaksanakan, Surabaya akan digempur baik dari darat, laut, maupun udara."
Ultimatum dihiraukan para pemuda. Rakyat Surabaya bertekad mempertahankan Kota Surabaya sampai titik darah terakhir. Setelah batas ultimatum habis, Kota Surabaya digempur oleh tentara Inggris. Kota Surabaya diserang baik dari darat, laut dan udara.
Salah satu pemimpin arek-arek Surabaya adalah Bung Tomo. Ia membakar semangat para pejuang Surabaya untuk menggempur musuh. Karena persenjataan tidak seimbang, banyak rakyat Surabaya yang gugur. Akhirnya kalah. Kota Surabaya jatuh ke tangan Inggris. Pertempuran di Surabaya pada 10 November 1945 itu merupakan peristiwa sejarah penting. Oleh sebab itu, 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan.